Cashel, pemuda manis yang tengah duduk di bangku kelas tiga SMA itu seringkali di sebut sebagai jenius gila. dengan ingatan fotografis dan IQ di atas rata-rata orang biasa, Cashel resmi menjadi sorotan seluruh dunia karena bakatnya.
dengan bakatnya yang menakutkan, Cashel bukannya merasa senang. mengikuti lomba dan kejuaraan tanpa henti, membuat si manis merasa tertekan dan kelelahan.
tuntutan demi tuntutan dia alami, semangat yang di lontarkan bagai luka yang menganga, membuatnya merasa sangat muak. muak karena harus memenuhi tuntutan yang ada, muak karena harus terus menjadi seperti yang di inginkan, muak karena tidak bisa menjadi dirinya sendiri.
hingga suatu hari, di tengah malam yang sunyi. pemuda manis yang lelah belajar itu tidak sengaja masuk kedalam halaman web tak di kenal, menampilkan sebuah cerita percintaan yang unik, membuat si jenius gila yang tak pernah melakukan apapun selain belajar itu tertarik.
lama sekali ia membaca, hingga tak terasa waktu berlalu begitu cepat. malam yang gelap di gantikan oleh pagi yang cerah, memanfaatkan waktu liburnya, Cashel membaca cerita itu dengan alibi belajar.
setelah selesai membaca, Cashel menatap layar laptopnya dengan tatapan kosong. memikirkan bagaimana jadinya jika dia menjadi salah satu karakter di sana, akankah dia akan bebas? akan sangat menyenangkan jika dia menjadi salah satu karakter yang tidak berguna di sana.
menutup laptopnya, Cashel menarik nakas di sampingnya dan mengambil sebuah botol kecil, mengeluarkan beberapa pil berwarna putih lalu memakannya tanpa air.
berjalan ke ranjangnya, Cashel mulai mencoba untuk tidur, berharap mendapat mimpi indah yang tidak pernah di dapatnya.
si manis tertidur cukup lama, saat dirinya terbangun, hal yang awalnya dia pikir mustahil benar-benar terjadi.
terbangun di sebuah rumah pohon di tengah-tengah hutan, Cashel menyadari bahwa dia telah berpindah. dia berpindah tubuh dan dunia seperti female lead dalam cerita.
apa yang akan di lakukan Cashel setelah ini?