Di Pondok Pesantren Ibnu falah, Rizkia Asy-syifa hidup dalam ketaatan dan ketaatan yang tak tergoyahkan terhadap para guru dan pemimpinnya. Namun, hidupnya tiba-tiba berubah ketika sang gurunya memutuskan untuk menjodohkannya dengan seorang pria yang dikenal sebagai Gus. Meskipun ragu dan tak memiliki pengetahuan tentang latar belakang dan karakter Gus, Rizkia tak berani menolak perintah gurunya.
Meskipun berusia hanya 18 tahun, Rizkia telah diperhitungkan oleh para guru dan dihormati oleh semua khadam di pondok. Dia memiliki sikap yang baik, sopan, dan menjadi kepercayaan khusus Bu Nyai, seorang pemimpin wanita yang dihormati di pesantren. Namun, Rizkia tidak pernah memikirkan tentang pernikahan, terlebih menikah muda. Namun, terpaksa menerima takdirnya.
Rizkia berharap bahwa setelah menikah, rumah tangganya akan bahagia dan harmonis. Namun, harapan Rizkia hancur ketika dia menyadari bahwa hubungannya dengan suaminya, Gus, hanya membuatnya terasa seperti benalu di dalam hubungan yang seharusnya penuh dengan cinta dan kasih sayang.
Dalam usahanya untuk menuruti perjodohan dan mempertahankan pernikahannya, Rizkia menahan kesedihan dan rasa sakit.
Namun, titik kesabaranannya akhirnya tercapai, dan Rizkia memutuskan bahwa kebahagiaan pribadinya lebih penting. Dalam memilih memperbaiki diri dan menemukan cinta sejati, Rizkia harus berani mengambil langkah berani dan meninggalkan suaminya.
"Ya Allah, mungkin ini jalan satu-satu untuk menggapai kebahagiaanku dengan caraku sendiri."
DiikutsertakanDalamEventSoloYangDiAdakanBSP
"Setiap perbuatan yang tidak dimulai dengan membaca Bismillah... Ibarat binatang yang putus ekornya"
Maksudnya kurang baik dan sempuran...
Ayooo all kita mulai hari kita dengan ucapan Bismillahhirrahmanirrahim...
Semoga di paringi berkah lan manfaat
***
19 tahun aku mengosongkan hati sebelum menikah.
Hingga usia ku yang genap 20 tahun, aku mulai merasakan getaran cinta yang terbalaskan oleh seseorang yang mempunyai perasaan yang sama dalam diam.
Tapi rasa cinta dalam diam ini tak seindah Sayidina Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Azzahra yang berujung kepelaminan.
Kata terakhir yang terucap untukku "Jadilah seperti Ummu Al-Mukminin Khadijah binti Khuwailid yang setia menemani Rasulullah SAW. Sampai akhir hayatnya" ucap Zujay berusaha menahan air mata yang hampir menetes , sambil melangkahkan kaki pergi dari hadapan Quina Keylina.
-Quina keylina