Story cover for Until The Wound Ends Tired by Elysianveil
Until The Wound Ends Tired
  • WpView
    Reads 125
  • WpVote
    Votes 79
  • WpPart
    Parts 6
  • WpView
    Reads 125
  • WpVote
    Votes 79
  • WpPart
    Parts 6
Ongoing, First published Apr 29, 2024
"  DASAR ANAK PEMBAWA SIAL. "

" KERJAANNYA HANYA  BISA BUAT MALU KELUARGA ".



Kalo Esya mati Papa sama Mama sedih gak yahh
Esya juga mau disayang sama Mama
Jangan pukul Esya Pa....



Bang Nevan maafin Esya......
Esya gak bisa tepatin janji Esya buat jaga Anggi.

Ric  jangan lupain aku ya, maaf aku nyusahin kamu.

                               



                     .............🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋............
All Rights Reserved
Sign up to add Until The Wound Ends Tired to your library and receive updates
or
#761orangtua
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 9
Sudut Luka Nazea cover
Lara yang tak kunjung USAI ||•ondah•|| cover
Hug Me (Mom Dad) cover
What Happened to Perfect cover
BUNGKAM cover
ALONE cover
Bukan Kita D.A.N cover
This Is Not My House  cover
NATHASYA : Obsesi dan Luka - ( on going ) cover

Sudut Luka Nazea

32 parts Ongoing

"ketakutan terbesar seorang anak adalah perpisahan orang tuanya. Kehilangan mama dan papa sama halnya dengan kehilangan seluruh napas. Enggak ada mama sama papa rasanya sunyi dan hampa, rasanya berkali-kali lipat lebih sakit dari apapun. Dunia juga terasa sudah tidak berarti." ~Queenza Nazea Azalea ˚₊‧꒰ა☁️☁️☁️໒꒱ ‧₊˚ Di ajarkan melangkah, meski tertatih-tatih dan berujung jatuh. Di latih menapaki tangga meski berulang kali terhenti karna lelah. Bagi nazea, hal yang paling menyedihkan adalah ketika dihadapkan dengan kehancuran keluarga. Nazea benci perpisahan. Karena nazea tidak suka di tinggalkan. Nazea benci sendirian, karena nazea kesepian. Namun, apa yang sudah retak, akan tetap pecah. Pada akhirnya, meskipun nazea tidak suka, nazea harus menerima. Ada yang mengangkat tangan tinggi-tinggi seraya menjerit tak sanggup, ada yang menyembunyikan kepedihan sekuat mungkin sembari terus menerus mengulas senyum. Karena hanya diperuntukkan dua pilihan, bertahan atau menyerah? Atau lebih tepatnya, mampukah berdiri di atas ubin keikhlasan? "lagi, dunia kembali mempermainkan hidupku. Namun, sampai kapan?"