Senja sore itu masih sama. Matahari kembali ke peraduannya, mempersembahkan siluet jingga keemasan yang begitu indah di langit Sang Pencipta. Aqifah Al-Fakhriyyah, gadis yang sudah beranjak dewasa itu kembali mendatangi dermaga untuk menuangkan segala keluh kesahnya di sana. Sayup-sayup angin pantai mengibaskan kerudung putih yang kembali ia kenakan. Gadis itu tertegun sejenak, perlahan memejamkan mata yang mulai sembab sembari membayangkan kenangan senja beberapa tahun lalu yang ia habiskan bersama seseorang di sana.
"Aku masih di sini, tapi tidak bersamamu lagi." Lirihnya dengan derai air mata.
Gadis itu perlahan membuka mata. Melihat matahari yang mulai pamit meninggalkan keheningan dan ketenangan bagi malam yang mulai menyapa. Pesona jingga itu hilang, berganti hitam kelabu yang dihiasi gemerlap lampu perahu para nelayan dan kapal-kapal yang masih berlayar. Aqifah teringat akan satu hal.
5 tahun yang lalu di dermaga itu
"Kamu pernah nonton film 'Tenggelamnya Kapal Van der Wijck?" Ucap seorang pemuda yang duduk tak jauh di sisi kirinya.
"Iya kak, sangat keren. Aku suka alurnya, apalagi endingnya."
"Kamu suka cerita yang sad ending?"
"Iya kak, sangat suka. Terasa sampai ke hati."
Pemuda itu tersenyum sambil mengangguk pelan seolah memahami sesuatu.
"Kalau menulis cerita, suka yang sad ending juga?" Tambahnya.
"Sampai saat ini, saya masih belum bisa menulis cerita kak.Tak ada satupun kisah yang bertahan lama dalam ingatan saya."
"Baiklah, kalau begitu aku bisa mengajarimu."
"Kakak juga pandai menulis?"
Pemuda itu hanya menggelengkan kepala bermakna 'tidak'
"Terus, bagaimana kakak mau mengajari saya?"
"Nanti, kamu akan tahu sendiri. Tapi biarkan aku yang membantumu membuat episodenya."
***
Aqifah meraih tasnya, mengeluarkan sebuah pena dan buku dengan sampul bertuliskan 'Story in life'. Dengan pelan ia membuka lembaran-lembaran kusam itu, lantas memulai menulis kisah perjalanan panjangnya di atasnya.
-please be wise in reading-
∆ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ∆
Tentang Vanila gadis malang yang menjadi korban pelecehan oleh anak geng motor. Dan sejak kejadian itu dia memutuskan untuk sekolah di luar negeri. Tapi takdir memang selalu berkata lain dia kembali di pertemukan dengan enam laki-laki yang dulu menjadi alasan nya untuk menghilang.
Ke pindahan nya di SMA CAKRAWALA adalah kesalahan yang sangat fatal. Dia selalu di bully bahkan kekerasan sudah menjadi makanan sehari- hari nya baik itu di sekolah maupun di luar sekolah.
Satu persatu rahasia mulai terbongkar apakah Vanila bisa bertahan hidup lebih lama lagi? Atau justru malah sebalik nya dia pergi meninggalkan banyak penyesalan untuk mereka semua.
-hasil pikiran sendiri no copy-
-dilarang keras yang namanya plagiat-