Alpha Vanya merupakan salah satu Alpha yang tidak di akui karena berasal dari kalangan rogue. Bahkan wilayahnya pun adalah hasil dari rampasan wilayah pack yang lemah.
Tentunya hal ini membuat para Alpha lainnya geram. Tapi sayang sekali mereka hanya bisa mengeluh dalam hati, karena Vanya yang kuat dan sulit dikalahkan.
Dalam sepanjang kehidupan Vanya, Vanya sudah cukup puas dengan pencapaiannya dalam hidup. Bahkan jika dia adalah Alpha Rogue yang dipandang hina, tetapi daerah kekuasaannya sangat luas sehingga jika mereka berani menghinanya. Vanya tak keberatan menghapus kampung halamannya dari sejarah.
Memiliki pencapaian yang gemilang di usia muda, membuat Vanya merasa bosan. Para pengikutnya menyarankannya mencari matenya. Tapi ditolak mentah-mentah oleh Vanya. Vanya merasa jika sangat merepotkan untuk mencari mate, dan akan memakan waktu lama.
Untuk menghilangkan kebosanannya Vanya memutuskan untuk bermain-main dengan menyerang pack lain, sambil membuat mereka takluk dan menerimanya sebagai Alpha mereka.
Siapa sangka saat waktu main-mainnya hampir selesai, matenya tiba-tiba datang dengan mata penuh amarah.
"Beraninya kamu menghancurkan pack ku! Kamu akan menyesal"murka Raka, Beta Blue Moon Pack.
Melihat amarah matenya, bukannya takut. Vanya justru merasa menyenangkan, sangat jarang emosi Vanya terpengaruh oleh orang lain. Mingkinkah karena Beta Blue Moon Pack adalah matenya?
"Aku akan menolak..."belum sempat Raka mengeluarkan kata-kata keramatnya, yaitu menolak Vanya sebagai matenya. Vanya sudah melemparkan belati perak kearahnya, Raka terpaksa menghentikan ucapannya dan menghindarinya.
"Kamu bisa menolak ku, tapi saat berikutnya pack mu akan meledak"ancam Vanya dengan senyum manisnya.
"..."Raka yang di bungkam oleh ancaman Vanya, merasa tak berdaya.
Bagaimana kelanjutannya?
Bisakah Raka mengendalikan kekejaman Vanya?
Note:
🌹Hasil karya sendiri
🌹gak boleh jiplak
Sebagai seorang saintess, Luella De Webster memiliki kewajiban yang tertumpu kepada dua pundaknya. Namun, apa jadinya kalau saintess yang seharusnya menjadi boneka kuil justru memilih untuk menyembunyikan identitasnya?