Kinar merasa suaminya kurang memberi perhatian terhadap dirinya, terutama kepada anak-anak. Arkan jarang mengajak anak-anak bermain bersama, apalagi jalan-jalan ke tempat wisata dengan dalih Arkan lebih suka berdiam di rumah, lalu menyibukkan diri dengan hobi pribadinya.
Sebagai seorang ibu dari anak kembar dan satu anak sambung, salahkah jika Kinar berharap Arkan bisa menjadi sosok ayah yang seru bagi anak-anak? Salahkah jika Kinar menginginkan kehidupan rumah tangganya bisa senormal dan semenyenangkan rumah tangga orang lain? Ataukah Kinar yang kurang bersyukur, serta egonya yang terlalu tinggi?
Kinar hanya ingin Arkan benar-benar hadir sebagai sosok AYAH.
Bukan yang sekadar hadir raganya, tapi jiwanya tidak ada.
Tanpa Kinar ketahui, dalam diamnya Arkan rupanya memendam penderitaan yang besar.
Arkan belum bisa sepenuhnya melepaskan sisi masa lalu, yang bisa menjadi rantai kesedihan bagi anak-anaknya jika tidak segera diputus.
**KARYA HASIL NGEHALU, DILARANG KERAS COPAS**
**PLAGIAT BERURUSAN DENGAN HUKUM**
**FOLLOW SEBELUM MEMBACA**
Start: 3 Mei 2024