Pertama kali aku mengenalnya, saat itu aku masih duduk di bangku kelas dua SMP. Yang kutahu, dia adalah sosok yang mandiri dan pekerja keras. Di balik jemarinya yang lentik, ada cerita bahwa dia melalui begitu banyak waktu yang berat. Kantung matanya yang tebal adalah bukti bahwa dia telah bekerja keras selama ini. Tapi dia masih memancarkan kecantikan tersendiri di mataku. Setiap kali dia datang dan menginap, selalu ada hal yang terjadi di antara kami. Atau mungkin itu hanya asumsiku saja karena dia tidak akan pernah menganggapku sebagai seorang pria. Selamanya, dia hanya akan menganggapku sebagai adik kecilnya yang tidak akan pernah tumbuh dewasa. - When A Boy Loves A Woman