Setelah kepergian Meli dan bertubi-tubi masalah yang ia hadapi, membuat Danny berusaha menata hidupnya kembali.
Tak ada satupun informasi yang ia dapatkan tentang Meli. Meli benar-benar pegi, tanpa jejak, menghilang begitu saja. Harapan untuk melayangkan permintaan maaf, dan mengutarakan penyesalan terbesar yang ia lakukan selama ini, masih jauh panggang dari api.
***
Keputusan untuk pergi dari kota rantauan dan kembali ke kota asal, ternyata membuka lembaran baru bagi hidup Meli.
Ia tidak sendirian, janin yang mulanya tidak ia inginkan, tumbuh menjadi gadis cantik yang menggemaskan. Perlahan, rasa sedih, kecewa dan marah akibat kebodohannya sendiri, berganti dengan kebahagiaan.
Gadis mungil itu, membuat hidup Meli yang suram, berubah menjadi penuh makna sebagai ibu tunggal.
***
Akankah mereka bertemu kembali? Apakah Danny benar-benar siap untuk melihat buah hati mereka, yang tidak pernah ia ketahui selama ini?
Collab: _sidedew & __Akasa
"Mau sarapan apa, Alsen?" Tanya Livi berpura-polos.
"P-u-d-i-n-g." Alsen membisikkannya tepat di telinga Livi.
Tangannya langsung menarik Livi untuk duduk di pangkuannya. Diamatinya sesaat belahan dada Livi yang padat menggoda.
Di balkon ini, Alsen membuka paksa piyama atas Livi yang menyembunyikan puding kenyal itu. Mengabaikan mentari yang sudah mulai memanas. Balkon ini cukup untuk sekedar menyembunyikan mereka dari pandangan mata manusia bawah.
Alsen melihatnya, tangannya berhasil mengeluarkan payudara Livi. Pagi itu pun menjadi saksi bisu atas laparnya Alsen pada keindahan payudara Livi.
"Pelan-pelan, Ahk!"
Livi mendongakkan kepala, Alsen menjepit putingnya dengan keras.