Di usia sembilan belas tahun, Samantha memilih untuk menikah muda dengan Aksara Putra Jonathan. Dalam keadaan usia kandungan Samantha yang sudah memasuki bulan ke lima. Dua bulan setelah menikah, Samantha melahirkan putra pertamanya. Samantha pikir setelah melahirkan kehidupannya akan berubah lebih baik, tapi ternyata tidak. Ditindas, di hina bahkan di remehkan di depan banyak orang pun juga Samantha rasakan. Hati kecilnya rapuh, mentalnya benar-benar kacau, seseorang yang seharusnya menjadi pegangan yang kuat dalam hidupnya seolah layu dan tidak berdaya. Benar kata orang, setelah menikah kita harus berdiri di kaki kita sendiri tanpa memiliki pegangan apapun. Menikah bukan akhir segalanya, melainkan kehidupan yang sesungguhnya. Bagaimanakah kehidupan Samantha setelah melahirkan?