"Jangan salahkan takdir, salahkan perasaan kita, Sereia." ujar Sagara.
Tidak, sebanyak apapun kalimat yang Sagara ucapkan, aku tak akan pernah mau membenarkannya. Perasaan kami tak pernah salah. Sejak awal, takdirlah yang mempermainkan kami berdua.
"Cukup, Sagara. Jangan bicara soal takdir padaku. Aku tidak akan pernah mau menerimanya. Aku hanya ingin terus bersamamu, selamanya."
"Sudah cukup sampai di sini saja. Kita usai, Sereia. Berhenti memanggilku dengan nama, panggil aku 'kakak' seperti yang kamu lakukan sebelumnya. Karena sampai kapanpun, aku tetaplah kakakmu dan akan selalu menjadi kakak lelakimu, selamanya."
***
"Kurasa tadi aku kehilangan sesuatu," ujarku dengan makna yang tersirat.
"Kehilangan apa? Kau sudah mendapatkannya kembali?" Ansel bertanya kembali.
"Sesuatu yang berharga. Sepertinya aku tidak bisa mendapatkannya kembali," ujarku sedikit bergetar.
"Jangan khawatir, kau bisa membelinya lagi. Aku akan mengantarmu," Ansel tersenyum sembari mengacungkan kedua ibu jarinya padaku.
Aku tersenyum miris.
"Ansel, ini bukan tentang sesuatu yang bisa dibeli," ujarku dalam hati.
CAST OC X RIIZE
©story by najaestheticAll Rights Reserved