Novel ini mengisahkan tentang perjalanan cinta seorang pria bernama Adrian, yang telah terluka oleh kepergian kekasihnya, Clara, beberapa tahun yang lalu. Dia telah menutup hatinya rapat-rapat, takut untuk terluka lagi. Namun, takdir membawanya bertemu dengan seorang wanita muda bernama Maya, yang masuk ke dalam hidupnya seperti angin segar. Meskipun awalnya enggan untuk terlibat dalam hubungan baru, Adrian tidak bisa menahan ketertarikan yang tumbuh di antara mereka.
Maya dengan lembut meruntuhkan tembok yang dibangun Adrian di sekitar hatinya. Mereka mulai menghabiskan waktu bersama, berbagi cerita, dan menemukan kedekatan yang mendalam. Bagi Adrian, Maya adalah sinar terang dalam kegelapan yang telah lama menghantui hidupnya. Namun, kebahagiaan mereka terganggu ketika bayangan Clara kembali menghantuinya. Setiap sudut desa mengingatkannya pada kenangan bersama Clara, memunculkan rasa bersalah dan duka yang lama terpendam.
Adrian berjuang dengan perasaannya yang bertentangan, tetapi akhirnya, dengan dukungan Maya, dia memutuskan untuk membuka hatinya sepenuhnya untuknya. Namun, kebahagiaan mereka hanya berlangsung sesaat. Maya jatuh sakit parah dan meninggalkan Adrian dengan hati yang hancur sekali lagi. Meskipun terpuruk dalam kehampaan, Adrian akhirnya menyadari bahwa cinta sejati tidak pernah mati. Dari kedalaman hatinya yang pernah hancur, dia memetik pelajaran berharga tentang cinta, membawa jejak cinta yang abadi dalam setiap langkahnya.
Novel ini adalah kisah tentang kehilangan, kesembuhan, dan kekuatan cinta sejati. Dalam perjalanan hidupnya yang penuh dengan liku-liku, Adrian belajar untuk menerima kenyataan bahwa kehilangan adalah bagian dari kehidupan, tetapi cinta sejati akan selalu menghadirkan keajaiban dan kekuatan yang tak terukur. Dengan setiap langkah yang diambilnya, Adrian menemukan bahwa di dalam kegelapan, ada selalu cahaya yang bersinar, membimbingnya menuju kedamaian dan kebahagiaan yang abadi.
4th story 🤍
Haris Wafi - Perwatakannya jauh panggang daripada api dengan maksud namanya. Pelindung yang setia? Tidak. Itu bukan dia. Nak melindungi siapa? Wanita? Tak mungkin. Bagi dia wanita cumalah alat untuk dia bersuka ria. Yang setia? Jauh sekali. Dalam kamus hidupnya tidak pernah wujud perkataan setia.
Nur Nisrina - Maksud namanya sangat melambangkan perwatakan si pemilik nama. Cahaya sang mawar putih. Terdidik elok dengan didikan agama yang cukup menjadikan dia bagaikan sekuntum mawar putih yang tidak pernah ternoda. Yang sukar digapai oleh sesiapa.
"Tuan Haris, apa kata tuan bayar je denda tu.. Tuan kan banyak duit?" - Nur Nisrina
"Aku memanglah ada duit, kau ada duit ke?" - Haris Wafi
"Err, kalau saya pinjam dengan Tuan Haris, boleh ke?" - Nur Nisrina
"No!" - Haris Wafi
"Habis tu, takkan Tuan Haris nak kahwin dengan perempuan kampung macam saya?" - Nur Nisrina
"Why not?" - Haris Wafi
Haris dan Nisrina,
Mereka bagai langit dan bumi sehingga penyatuan mereka seolah-olah tidak masuk akal.
Bagi Haris, perkahwinan ini cumalah satu pampasan yang perlu dibayar kepada wanita itu.
Bagi Nisrina, perkahwinan ini adalah antara lipatan takdir yang Allah telah susun untuknya.
Pampasan apa yang perlu dibayar oleh Haris sehingga bayarannya adalah perkahwinan? Rahsia apa yang cuba disembunyikan daripada pengetahuan Nisrina?
Dalam pada Haris mencuba memperbaiki diri untuk menjadi pelindung yang setia, Nisrina menarik diri daripada menjadi sang mawar putih milik si jejaka.
"Tuan tak pernah layak untuk jadi pelindung saya.." - Nur Nisrina
"But you are my white roses.." - Haris Wafi