[Karya asli, plagiat tidak diizinkan!]
PERHATIAN!
Cerita ini mengandung unsur yang mungkin sensitif bagi sebagian pembaca, antara lain:
β’ Trauma masa lalu
β’ Kekerasan (fisik/emosional)
β’ Kata kasar
β’ Isu kesehatan mental
Harap bijak dalam membaca.
Di balik senyum lembutnya, Ezlyn menyimpan luka yang tak terlihat. Hidupnya memenuhi ekspektasi tinggi sang ibu, mengurungnya dalam batasan yang tak pernah bisa ia langgar.
Setiap langkah yang diambil terasa seperti menari di atas pecahan kaca, di mana satu kesalahan saja bisa membuatnya terluka.
Namun, yang paling menyesakkan bukanlah tekanan itu, melainkan bayang-bayang masa lalu yang terus menghantui.
Trauma itu datang tanpa izin. Dalam mimpi, dalam ketenangan, bahkan di antara gelak tawa.
Kadang-kadang, rasa bersalah begitu kuat hingga ia menyakiti dirinya sendiri, seolah itu satu-satunya cara untuk meredakan luka di dalam hatinya. Namun, kepada dunia, ia hanya menunjukkan wajah penuh kebahagiaan, seolah semuanya baik-baik saja.
Hanya satu orang yang tidak bisa ia bohongi, sahabat masa kecilnya yang kini kembali hadir dalam hidupnya.
Ia melihat retakan di balik topeng Ezlyn, menyadari setiap luka yang coba ia sembunyikan.
Tanpa kata pun, ia selalu ada, menjaga dan berusaha mengembalikan senyum yang tulus di wajah gadis itu.
ββ’β¦π¦β¦β’β
"Aku hanya ingin menjadi seperti kupu-kupu yang bisa terbang bebas kemana pun aku mau, tanpa merasakan penderitaan dan kesedihan melainkan selalu tersenyum bahagia diantara bunga-bunga yang bermekaran." Ezlyn Queenbien Klanderns.
β¦βΒ·Β·
Selamat membaca!