Faye sudah tiga puluh tahun umurnya. Ia seorang sarjana. Ia seorang penulis novel best seller. Karirnya bagus, masa depannya cerah. Ia belum menikah. Ia hidup sendiri dengan jerih payahnya. Ia sempurna. Kata orang. Namun, suatu hari Faye kehabisan motivasi untuk bangun pagi. Faye kehabisan alasan untuk menulis dan berkarya. Faye merasa kehabisan waktu. Faye kehabisan target untuk dikejar. Faye kehabisan teman untuk mendengarkan keluh kesahnya. Mereka sudah menikah semua. Mereka punya kehidupan sendiri. Dan juga, kegelapan yang mengganggunya sekian tahun ini mulai kembali dan menghantuinya. Lalu, Faye memutuskan untuk mati. Dan sebagai seorang penulis, tentu ia harus menulis pesan kematiannya sendiri. Ia harus mengungkapkan semua alasan yang membuatnya mengakhiri hidupnya. Semua pembacanya, penggemarnya harus tahu dan paham. Bahwa kematiannya ini bukan karena ia belum siap terkenal. Namun, pada saat itu, tiba-tiba saja Faye tertarik ke dalam sebuah perjalanan waktu. Sesuatu, atau mungkin seseorang telah mengembalikannya ke masa lalu. Bukan untuk memperbaiki masa silam, Faye dipaksa melihat semua penyesalannya berulang-ulang tanpa bisa melakukan apa-apa.