Di sebuah kota kecil yang dikelilingi oleh pegunungan hijau, hiduplah Arga, seorang pelukis muda yang setiap harinya menghabiskan waktu di studio kecilnya yang dipenuhi dengan warna-warni kehidupan. Suatu hari, saat mengunjungi galeri seni lokal, Arga bertemu dengan Maya, seorang penulis puisi yang dengan lembut merangkai kata-kata menjadi kisah yang memikat hati.
Pertemuan mereka yang tak terduga ini segera berkembang menjadi sebuah kisah cinta yang penuh dengan kehangatan dan kebahagiaan. Arga dan Maya menjadi dua jiwa yang saling melengkapi, mengisi hari-hari mereka dengan cinta dan impian bersama.
Namun, kebahagiaan mereka diuji ketika Lisa, mantan kekasih Arga yang dulu pernah menjadi bagian penting dalam hidupnya, kembali ke kota. Kehadiran Lisa membawa kembali kenangan dan perasaan yang selama ini tersembunyi di hati Arga. Dia terjebak di antara cinta lamanya dengan Lisa dan perasaan tulusnya pada Maya.
Maya, yang merasakan perubahan pada Arga, mulai diliputi oleh keraguan dan kecemasan. Dia harus menghadapi kenyataan bahwa cinta yang mereka bangun mungkin tak sekuat yang ia kira. Dalam hati Maya, pertanyaan pun muncul: Haruskah ia bertahan dengan cinta yang mulai goyah, atau mengikhlaskan Arga untuk kembali ke masa lalunya?
Kisah ini adalah tentang pilihan sulit dalam cinta, tentang bertahan atau mengikhlaskan. Di tengah dilema yang melanda hati mereka, Arga dan Maya harus menemukan jawaban atas pertanyaan yang menentukan masa depan cinta mereka. Akankah mereka mampu mengatasi rintangan ini, atau harus merelakan cinta yang sempat terbagi?
Lantas, bagaimana kisah mereka di dalamnya? Apa saja yang dihadapi mereka?
Kaesar Morvayn Leonard, pemuda yang dikenal sebagai pemimpin geng Morvaylus, hidup dalam kekacauan dan pemberontakan. Namun, hidupnya berubah ketika ibunya mengungkap rahasia tentang ayah kandung yang selama ini tidak pernah ia kenal.
"Ibu akan menikah lagi. Keluarga calon suami Ibu... mereka tidak menerima masa lalu Ibu yang memiliki anak," ucap Marcia dengan suara serak.
"Kae, kamu harus menemui ayahmu. Kamu tidak bisa tinggal di sini lagi."
Terpaksa meninggalkan rumah, Kae memulai perjalanan untuk menghadapi masa lalu dan mencari jawaban, sambil melawan kemarahan dan rasa hampa yang membelenggunya.