sorry for wrong number!
  • Reads 275
  • Votes 26
  • Parts 2
  • Reads 275
  • Votes 26
  • Parts 2
Ongoing, First published May 17
IMPORTANT!
Saya tidak mengambil satu pun hak cipta! saya hanya melanjutkan karya SAYA sendiri.  dikarenakan akun lama saya hilang yaitu @haruna_pokowchan jadi saya baru bisa menyempatkan melanjutkan dengan akun baru.

-

[BL warning]
Blaze dengan nomor yang tidak diharapkannya.

ship;
Harem blaze
main ship;
HaliAze

other ship;
-IceLaze
-SolarAze
-GemLaze

YANG PENTING BLAZE BOTI NYA DAH

aku cinta boti blaze
All Rights Reserved
Sign up to add sorry for wrong number! to your library and receive updates
or
#430boboiboyblaze
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
My Sin cover
sex school [RJ BOYPUSSY] cover
He Fell First and She Never Fell? cover
Stars Behind the Darkness  cover
Kesayangan Bunda cover
HATE YOU [TaeKook]✅ cover
After Graduation cover
ANTAGONIS cover
Fiction -sungjake✔ cover
antagonis wife [Proses Penerbitan] cover

My Sin

35 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.