Callea Eleanor Morata, kini telah menginjak usia tiga puluh tahun. Di usianya yang matang, ia memandang hidup dengan cara yang sangat berbeda dari dirinya yang dulu.
Dahulu, cinta adalah tentang pria tampan, mapan, dan perhatian. Ia percaya bahwa kisah cintanya harus seindah dongeng, laki-laki sempurna dengan hubungan tanpa cela.
Namun waktu dan realita perlahan mengikis anggapan itu.
Ia tumbuh dengan kasih sayang yang berlimpah. Hidupnya tenang, bahkan terlalu tenang hingga suatu hari ia sadar ada kehampaan yang ia tak mampu definisikan. Ia mulai merasa kosong di tengah semua hal yang ia punya. Dan dalam kehampaan itu, ia menemukan dirinya yang baru. Callea yang mandiri, rasional, dan tidak lagi menjadikan cinta sebagai poros kehidupan.
Kini, Callea tidak lagi mengejar cinta dengan gegabah. Baginya, pernikahan bukan lagi prioritas, melainkan pilihan yang tidak harus diambil semua orang.
Trust issue yang terbentuk dari luka-luka lama membuatnya menahan diri setiap kali hatinya mulai tergerak. Ia tak lagi mudah jatuh cinta. Ia terlalu sadar bahwa cinta bisa mengecewakan dan hati yang dikhianati butuh waktu lama untuk pulih.
Namun, di balik semua itu, ada satu nama yang tak pernah benar-benar hilang dari pikirannya.
Calvin Gabriel Tan, sahabat dekat Callen, saudara kembar yang paling ia percaya. Laki-laki itu menjadi pilot, tampan dan terkenal akan pribadi yang tenang dan berwibawa.
Dulu hubungan keduanya sebatas saling mengenal. Hingga keduanya kembali dipertemukan oleh serangkaian kebetulan yang bernama takdir.