"tapi dewa masih mau tinggal bersama mamah papah dan gara" melihat dewa yang seperti itu gara mulai merangkul dewa dan memeluk nya "mungkin ini hari terakhir kita bersama, anggap aja ini bukan hari terakhir kita bersama anggap aja jika ini adalah perjalanan untuk berjalan ke hidup yang lebih indah lagi di suatu hari nanti" gara mulai merangkul dewa walaupun dirinya berusaha sekuat mungkin untuk tidak menangis karna dewa selalu melarang gara untuk menangis di hadapannya suasana hati dewa sekarang sedang kacau bahkan suasana sekarang sangat dingin dan sepi seakan-akan sedang berpihak kepada kesedihan dewa "dewa kangen sama mamah papah, dewa juga kangen sama gara dewa pengen kehangatan yang dulu dewa rasakan bersama kedua orang tua dewa bahkan gara" dewa yang terhanyut dalam kesedihan sehingga tanpa sadar air matanya menetes dirinya tidak tahu kenapa takdirnya semenyeramkan ini di usia yang masih sangat dini "mah...pah...dingin dewa ingin di peluk oleh mamah sama papah, pasti gara enak ya disana di peluk oleh kalian? dewa iri melihat orang yang mendapatkan kehangatan dari orang tuanya" air matanya semakin mengalir dirinya meluapkan emosi dan rasa sedih nya, untung saja kakek sudah tidur dan artinya suara tangis dewa tidur akan terdengar tanpa sepengetahuan dewa, sebenarnya kakek darsah berada di luar dirinya merasakan sesak di saat mendengar suara tangis dan cara dewa yang mengeluh di malam yang sangat menyeramkan ini "ketidak beruntungan seorang anak adalah di saat dia iri melihat seorang anak yang mendapatkan kehangatan kasih sayang dari kedua orangtuanya sedangkan aku tidak" ucapan dewa mampu membuat kakek darsah terdiam seribu bahasa
12 parts