Damn You Boss!!
  • Reads 421
  • Votes 65
  • Parts 3
  • Reads 421
  • Votes 65
  • Parts 3
Ongoing, First published May 25
[ Ft. SVT's Scoups & Kim Sejeong ] 
Lokal - Nonbaku 

"Lho enggak bisa pak, hari ini saya libur. Pak Marko udah kasih izin."protes Anya sembari mengaduk icecreamnya kesal. Tangan kirinya memegang handphone yang saat ini tersambung dengan atasannya, Alvarez Brijaya Adikara. Sebut saja dia Alpha.

"Atasan kamu itu saya, bukan Papa! Cepat kembali ke kantor dalam satu jam, lebih dari itu gaji kamu saya potong. Sampai berani tidak datang, maka kamu saya pecat!"
Belum juga Anya membalas, panggilan telephone itu sudah terputus lebih dulu. Anye memandangi handphonenya dengan mulut menganga, mata melebar dan wajah menahan marah. Jika saja handphone di genggamannya saat ini adalah Alpha, sudah pasti dia akan membantingnya puluhan kali.

"Sialan lo Alpha beruk!! Liat saja, bulan depan gue resign!"


Desc. 
Cerita ini terinspirasi dari video tiktok stitch antara Cyntia dan CEO, mungkin ada bagian yang situasinya mirip dengan video mereka berdua. Tapi sebisa mungkin aku kembangkan cerita ini sesuai dengan imajinasi dan kemampuan menulisku.

Terima kasih sudah mau membaca.
- manoerra -
All Rights Reserved
Sign up to add Damn You Boss!! to your library and receive updates
or
#227sejeong
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
The Qonsequences cover
Little Dumplings cover
Ziel Alexander Dominic [PDF]✔️ cover
Kisah Tak Sempurna cover
He Fell First and She Never Fell? cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
After Graduation cover
Rafa  cover
Kesayangan Bunda cover

Dosa Ku

69 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.