Tegal Dan Kenangannya
  • Bacaan 404
  • Undian 140
  • Bahagian 15
  • Bacaan 404
  • Undian 140
  • Bahagian 15
Sedang Ditulis, Pertama kali diterbitkan Mei 30
Tegal sebuah kawasan yang penuh dengan pariwisata, suasana di pegunungan yang sangat asri dan sejuk membuat hati tenang dan damai. Namun, jauh berbeda ketika kita ke kota, di sana hanya ada keramaian dan udara yang sangat panas begitu juga suasananya yang sangat berisik oleh kendaraan yang berlalu lalang ke sana ke mari. 
   Di sinilah kenangan yang tak akan terulang kembali terpendam, tempat yang sangat kacau, penuh kesedihan, hancurnya seseorang pada masa itu menjadikan orang tersebut berubah drastis. 
   Kenangan yang sangat indah dan rasa sakit yang kita alami sangat berpengaruh buat kedepannya yaitu masa depan kita. 
   Ikutilah perjalanan kita sesuai takdir hingga ending yang bahagia mendatangimu secara bergantian, selamat kembali dan selamat melegenda di Tegal Dan Kenangannya.

Note: Cerita ini sedikit nyata yah tidak plagiat jadi kalau ada kesamaan sama cerita lain, itu kebetulan terimakasih 🙏
Hak Cipta Terpelihara
Daftar untuk menambahkan Tegal Dan Kenangannya pada pustaka anda dan menerima kemas kini
or
#11covid-19
Garis Panduan Isi
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Argavanil cover
VANILA ANASTASIA [ REVISI ] cover
CAMELIA [END] cover
CHARMOLIPI [χαρμολύπη] || END✓ cover
Transmigrasi Queen Antagonis  cover
ERLAN PANDU WINATA cover
Mr. Stewart and His bodyguard  cover
ALGRAREZ || The Devil Husband cover
MAHESA cover
 ARGALA cover

Argavanil

30 bahagian Sedang Ditulis

Argavanil atau kerap dipanggil Arga adalah sosok anak remaja nakal, dan hobby balapan motor. Dibalik kenakalannya, Arga memiliki segudang prestasi dalam bidang akademik maupun non akademik. Hidup sendiri membuatnya hidup bebas tanpa kekangan atau aturan apapun. Hingga suatu ketika kehidupan tenang Arga tergangu dengan datangnya keluarga kandungnya yang telah lama Arga tinggalkan dan lupakan. "Pulang sekarang!" "Gak ada orang asing yang berhak ngatur kehidupan gue!" "Sayangnya kami bukan orang asing, kamu tidak lupakan, jika kami adalah keluarga kandungmu." "Sialan!"