Plagiat hustt pergi !!! > "Gus... kamu tuh nggak kepikiran buat tinggal di Korea aja, gitu?" Afkarina bertanya sambil melirik Rifky dengan senyum nakal. > Rifky tertawa, "Wong Jawa kok disuruh tinggal di Korea terus-terusan. Tak kidungin kamu di sini lho mbak, ojo kesusu." > "Hah? Kidung? Aku ngerti kidung lho, tapi... masa iya kamu mau kidungin aku?" jawab Afkarina, mata berbinar tapi bibir menahan tawa. > Rifky nyengir, "Wani tak kidungin? Iki arep tak barengi sama doa supaya mbak nggak lupa sama wong Jowo kalau balik Indonesia." > "Ah, kamu itu bikin orang gagal fokus aja, Gus," Afkarina tertawa. "Serius deh, gimana kalau suatu hari aku tiba-tiba ke pondok kamu di Malang?" > Rifky menunduk, senyum tipis terselip di wajahnya. "Lho, sampeyan mau ke pondok? Kudu ngerti lho, mbak... di sana aku ya cuma santri biasa. Tapi kalau sampeyan berani datang, aku singgung ke ummi biar ada kamar khusus, siapa tahu betah..." Percakapan sederhana tapi penuh makna ini akan membawa Rifky dan Afkarina pada perjalanan panjang antara cinta, perbedaan, dan takdir. Sebuah kisah di mana hati diuji antara jarak, keyakinan, dan janji yang tak terucap. Apakah ini hanya sekadar "love lock" atau ada ikatan yang lebih kuat di antara mereka?