Langit itu indah namun ketika awan gelap menampung tetesan air dan kristal es yang siap di hujan kan ke tanah bumi hijau penuh makhluk hidup dengan bentuk yang berbeda, masing-masing menikmati dengan suasana yang berbeda sesuai presepsi yang dirasakan oleh perasaan mereka. Jovan Bartis Rowbev pemilik nama dari seorang pemuda yang tengah bersandar pada tembok gang yang jarang dilewati orang merasakan kibasan air hujan walaupun ia sudah berteduh di atap yang tak begitu lebar untuk badan jangkungnya. "Sial, waktu sudah hampir larut, hp lowbat segala," Matanya menatap guyuran air yang seperti tak berniat untuk berhenti walaupun dirinya berulang kali menyuruh anak air yang berjumlah ratusan bahkan ribuan itu untuk berhenti. Suara menenangkan gemercik air mengalihkan pikiran yang sedari tadi berisik memenuhi kepala. "Harusnya kalian membiarkan ku untuk mencari tempat berteduh, biar aku bisa menikmati hiburan dari mu, Langit." Monolognya yang disampaikan untuk langit, mata sayunya yang tak bisa dipahami manusia lain. tapi karna hadirnya hujan seakan memberitahu bahwa dirinya tidak sendiri. Langit dengan guyuran air yang masih setia menemaninya membuat pemuda itu maju selangkah, sengaja menerima guyuran air dan setetes air turun dengan lancarnya dari mata sayu itu menyatu dengan tetesan air sedingin kristal yang dibawa oleh LangitAll Rights Reserved
1 part