Belajar dari Gus Dur
ia telah lama tiada,
tapi banyak hal yang bisa kita ambil
dengan membacanya lagi dan lagi.
para bapak bangsa tak pernah benar-benar mati.
. -@matanajwa-
Pernyataan puitis Syarifah Najwa Syihab dalam tayangan Mata Najwa, Rabu (4/3/2015) malam, itu mengingatkan saya pada sejumlah momentum di Tanah Tabi, Papua. Tempat yang nun jauh dari Ibu Kota Negara Republik Indonesia, yang dihantui konflik tak berkesudahan itu, perlahan mengubah citranya. Berkah K.H Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu akan terasa betul jika anda berkunjung ke sana dan berbincang dengan warga setempat, dari lintas elemen. Bahkan yang di daratan kerap berperang, seperti Tentara Pembebasan Nasional Papua -Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM) dan Tentara Nasional Indonesia, maupun rakyat sipil yang berkubu-kubu, sama terharunya saat mengingat nama Gus Dur.
***—***
(Cerita ini murni dari otak sendiri!)
Glora Arzelia Nicholas, gadis cantik yang harus merelakan masa mudanya demi mengurus sang buah hati. Perkara insiden lima tahun yang lalu, tepat pada malam dimana ia tengah merayakan hari ulang tahunnya yang ke-17 tahun.
Seorang pria yang entah darimana datangnya menarik Glora kedalam toilet dan merenggut masa depan nya disana.
Lima tahun bukanlah waktu yang singkat untuk menyembuhkan sebuah luka, hingga pria tidak dikenal itu kembali hadir dengan sejuta kejutan.
"Menikah dengan ku atau ku hamili lagi dirimu?! "