Di tepi pantai yang sepi, Kai menjalani hari-harinya dengan rutinitas yang menenangkan namun misterius.
Setiap fajar, ia menyambut ombak, berjalan melintasi padang ilalang, dan menghabiskan waktu di rumah pohon yang tersembunyi. Di sore hari, ia duduk di peron stasiun, menatap kereta yang datang dan pergi dengan tatapan yang penuh tanya.
Kai tidak tahu mengapa ia melakukan semua ini, atau apa yang ia cari.
Ada sesuatu yang hilang, sebuah bagian dari dirinya yang seakan terkunci. Ia tidak ingat masa lalunya, dan tidak menyadari bahwa ada kenangan yang terhapus. Namun, setiap hari ia merasa ada yang ia tunggu-sebuah harapan yang tak pernah padam.
Dalam keheningan, Kai menulis nama-nama asing di dinding rumah pohonnya, berharap suatu hari ia akan mengerti arti di balik huruf-huruf tersebut.
Dan di antara barisan nama itu, ada satu yang selalu membuat hatinya bergetar, meski ia tidak tahu mengapa.
Ombak Lupa adalah kisah singkat tentang pencarian yang tak pernah berakhir, tentang rahasia yang terpendam, dan tentang harapan yang terus hidup meski tak tahu harus menunggu sampai kapan.
Ini adalah perjalanan Kai untuk menemukan potongan-potongan dirinya yang hilang, dan mungkin, dalam prosesnya, ia akan menemukan arti sebenarnya dari 'rumah'
© Laut Melupa, Oliverjjiya, 2024. All Rights Reserved
Read more