Ramai Rumah Kami
  • Reads 29
  • Votes 16
  • Parts 2
  • Reads 29
  • Votes 16
  • Parts 2
Ongoing, First published Jun 04
"Sebelum kita pulang, Sayang, ijinkan Bapak untuk meminta maaf."

"Mengapa harus minta maaf, Bapak?"

"Maaf untuk segala impian-impianmu yang tak bisa Bapak wujudkan. Seperti ini adanya hidup bersama Bapak, jauh melintang dari bahagia, dekat bergesekan dengan sengsara. Bapak hidup jadi orang tak berguna, sampah bumi, kelak kau tak boleh begitu."

Anak tujuh tahun bermata bulat indah nan teduh itu, dengan bulu mata lentik menghias cantik. Tatapannya lembut, dalam, dan tenang. Ia memang tak paham kalimat Bapak, tetapi ikatan batin seorang bapak-anak terkoneksi begitu kuatnya, menerima getaran sedih yang memilukan. Maka, sebagaimana yang biasa Bapak lakukan di kala ia sedih dan menangis, Bapak memeluknya lalu menggendongnya untuk diajak keliling kampung. Sirna sudah dengan segera kesedihan seorang anak kecil cengeng itu. Namun, sekarang ia hanya bisa memeluk Bapak, tak sanggup menggendong sambil dibawa lari-lari. "Asal Bapak tahu, Sri ingin memanggil superhero di tipi itu, mau minta kekuatan, biar Sri bisa gendong Bapak dan ajak keliling-keliling," serunya sambil menepuk bahu lelaki hebatnya.
All Rights Reserved
Sign up to add Ramai Rumah Kami to your library and receive updates
or
#494kampung
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Resusitasi Jantung Hati  cover
don't be afraid, papa mama is here cover
REAGAN • POSSESSIVE BADBOY cover
Ndadak jadi mommy?! | transmigrasi  cover
KILLING ME cover
Becoming the Male Protagonist's Wife cover
Jangan Ada Air Mata cover
Miss Rempong  cover
Big Man! cover
Tukang Daging Psikopat [Non kpop, No Edit] || SLOW UP cover

Resusitasi Jantung Hati

51 parts Ongoing

"Resusitasi adalah prosedur medis darurat yang dilakukan untuk menyelamatkan nyawa seseorang saat pernapasan atau jantungnya berhenti. Lakukan dengan segera dengan Posisi tangan harus pas hingga proses kompresi jantung bisa maksimal. Tapi tentunya akan ada efek samping, salah satunya patah tulang." Satu bait penjelasan medis yang malah membuat mata dr. Adis berkaca-kaca ingin menangis. Padahal penjelasannya tidak ada hubungannya sama sekali dengan kisah hidupnya. Namun ketika ia renungkan semakin dalam, analogi itu sangatlah cocok. Bahwa ia bertemu dengan seorang pria yang sedang sekarat dalam urusan percintaan. Seorang pria yang pernah patah hati hingga mati rasa. Jantung bagian percintaannya berhenti berdetak. Lalu dengan polosnya, Adis mencoba memberikan pertolongan dengan cara menyentuh jantung hatinya. Memberi tekanan-tekanan cinta, berharap jantung hati pria itu akan kembali berdetak normal hingga bisa kembali merasakan jatuh cinta. Namun sayangnya Adis tidak memperhitungkan lebih jauh lagi bahwa berhasil atau tidak berhasilnya resusitasi yang ia berikan pada pria itu, tetap akan menimbulkan efek patah hati.