Flora Alvi Kusuma, tidak pernah terbayang di pikirannya hidupnya jika di jaman sekarang masih ada yang namanya perjodohan. Apa lagi di jodohkan dengan orang tak dikenal sama sekali. Dan ia juga tidak pernah berpikir apakah ia bisa hidup dengan diatur oleh kedua orangtuanya. Bahkan di saat ia memiliki pacar yang sudah lama menjalin kasih, orangtuanya malah memisahkannya, hanya gara-gara perjodohan gila yang kedua orangtuanya lakukan.
Imam Adhitama El-Fatah. Seorang Gus keturunan Jawa, Seorang arsitek muda. Kalau kata Flora, dia tampan, memiliki tubuh tinggi tegap 180 cm, rahang tegas dan kokoh, hidung mancung seperti orang arab, matanya hitam seperti obsidian, sorot matanya juga tajam bak pedang. Serta memiliki bibir tebal di bagian bawah yang kemerah-merahan. Bukannya hanya parasnya yang tampan, tapi dia juga mapan. Tapi sayang, itu tidak menarik bagi Flora.
Tapi ada akhirnya, yang katanya tidak tertarik, ia sendirilah yang memakan ucapannya sendiri.
Judul sebelumnya "besok saya pulang"
Warning!
Cerita ini murni hasil pemikiran sendiri.
Di larang keras menjiplak!
Typo bertebaran, tandai jika typo, dan maaf jika masih ada penulisan yang salah atau kurang di mengerti, dan insyaallah nanti akan saya revisi
Semoga suka, dan semoga mau menemani cerita ini sampai akhir.
harapan bryce dapat bersekolah dengan tenang seketika hilang saat dirinya bertemu dengan asta.
memang ini juga kesalahannya yang mencari masalah duluan mengganggu geng penguasa sekolah itu namun yang anehnya kenapa bajingan itu tidak membiarkannya pergi saja?