Semburat awan berwarna jingga di taman kota kala itu, selaras dengan padu padan kicauan segerombolan burung saling berseru. Waktu yang tepat untuk berkumpul bersama keluarga membuat moment baru. "Ck," Bima tak tahan melihat banyaknya interaksi hangat sebuah keluarga yang utuh. Ia tak membenci kehangatan sebuah keluarga, hanya saja ia membenci kenyataan bahwa semesta tidak mengirimkan keluarga yang selengkap itu. "Bim, lu gamau coba dengerin alasan ayah lu dulu? siapa tau emang ada alasan yang masuk akal kok," Lunar hanya berusaha melunakkan hati Bima yang keras dikala itu. "Nar, lu ngerti apasih? Lu aja gapunya keluarga."All Rights Reserved