Story cover for Kala Itu Di Yogyakarta  by _Liiiiaaaaa
Kala Itu Di Yogyakarta
  • WpView
    Reads 4
  • WpVote
    Votes 0
  • WpPart
    Parts 1
  • WpView
    Reads 4
  • WpVote
    Votes 0
  • WpPart
    Parts 1
Ongoing, First published Jun 17, 2024
"Bawalah lukamu ke Jogja, biar Jogja yg menyembuhkan. Tapi, jangan jatuh cinta di Jogja" 

Bagaimana bisa sebuah kota bisa menyembuhkan sebuah luka, tpi kita di larang untuk jatuh cinta di dalamnya? bukan kah itu tidaklah adil? 

Yogyakarta, 16 Maret 1998.

Kota yang indah, suasananya juga sangat sejuk. Tidak heran, kota ini selalu di juluki "Istimewa" bagi siapapun yg pernah kesini. Jogja itu punya pemikat, siapapun yang pernah menginjakkan kaki nya ke tanah Jogja, sudah di pastikan ia ingin kembali, dan kembali lagi.

Seperti aku sekarang ini, sudah lama tidak menghirup udara Jogja. Jogja, aku kembali. tapi aku membawa luka, luka yg aku sendiri tidak tau bagaimana caranya untuk aku sembuhkan. Jogja, tolong sembuhkan luka ku ini.
All Rights Reserved
Table of contents
Sign up to add Kala Itu Di Yogyakarta to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 9
Luka Yang Tak Terobati [TERBIT] cover
Rindu adalah Kamu cover
Alana | Treasure  cover
DUNIA HAMPA cover
DikaRanggi cover
Jogja Punya Sepasang Rahasia cover
PRIHAL RUMAH DAN SEISINYA | ENHYPEN cover
Trapped in a wound cover
laut yang membawanya pergi (END) ✓ cover

Luka Yang Tak Terobati [TERBIT]

24 parts Complete

[JUARA 2 FESTIVAL MENULIS NOVEL Season 5 FAZA CITRA PRODUCTION] 🕊 Ia datang, hadir di dalam kehidupannya di antara kabut yang menyelimuti dan dinginnya malam yang menggigit. Bagi Firmansyah, seorang internis yang kehilangan cahayanya semenjak dua tahun lalu, Nisa adalah bintang kejora dari banyaknya bintang-bintang yang menggantung di atas cakrawala tiap malamnya. Dan, bagi Nisa, dipertemukan Firmansyah adalah obat yang paling ampuh di tengah sakitnya yang kerap kali mendera. Menekuk tubuhnya. Namun, siapa sangka, keduanya harus dihadapkan dengan seorang wanita yang pandai bersandiwara di depan kamera, tapi tajam menancapkan sebilah pisau di belakang layar. Ini tentang cinta yang memilih untuk menetap meski pemilik hatinya telah pergi, tentang detak yang tetap dijaga, meski janatungnya tak lagi berdetak di pelukan yang sama. Hingga senja di suatu sore yang menenggelamkan cahaya meninggalkan tanya, "Masih bisakah cinta pulang, bila rumahya tak lagi ada?" (ROMANCE-MEDIC) 🌷🌷🌷 "Dia rumah, kuakui memang tidak sempurna. Jiwanya berteriak di atas ketidakberdayaan tubuhnya, lisannya selalu tertahan kala menyuarakan keadilan. Tapi, bersamanya tangisanku luruh di dalamnya." ©gardeniaja_