Seakan ditakdirkan untuk tak pernah menjalani kehidupan dengan tenang dan menyenangkan, aku dihadapkan pada rumah yang lebih cocok kusebut sebagai neraka. Menyaksikan kedua orang tuaku bertengkar setiap hari sudah biasa, ayah pemabuk yang hobi cocok tanam dan membawa pasangan baru juga sudah biasa, bahkan mendapat kekerasan hingga luka-luka di tubuhku bertambah hari demi hari juga biasa. Apa yang aku harapkan dengan kondisi rumah yang seperti itu? Tidak ada. Kebahagiaan itu sepertinya tak pernah ada. Bahkan, sekolahku juga seperti menjelma menjadi bagian neraka itu sendiri. Pembullyan yang mereka lakukan, guru yang pilih kasih, dan segala hal yang melelahkan pun ada. Besar harapanku untuk segera terbebas dari neraka dunia.