Hinata mengepalkan kedua tangannya dengan erat. Berharap dapat menahan gejolak tidak nyaman yang membuat sekujur tubuhnya berkeringat dingin. Ia memang menyukainya. Bahkan bisa dibilang─dengan berat hati Hinata harus mengakui, juniornya yang kerap berpenampilan urakan itu merupakan laki-laki pertama yang berhasil menarik perhatiannya hingga saat ini. Namun sekali lagi Hinata tidak menyangka, jika perasaannya pada sang kohai akan menyeretnya pada situasi yang tidak pernah ia bayangkan sedikitpun.All Rights Reserved
1 part