Bagaimana bisa ada seseorang yang mampu membalut lukanya dengan tawa. Bahkan sampai jiwanya menjerit minta tolong pun, yang keluar dari mulutnya hanyalah sebuah senyuman indah. Taufan terus menjadi korban kekerasan kedua orang tuanya bahkan ia juga selalu mendapat pembullyan dari teman-teman di sekolah. Namun, bukannya marah, remaja bermata biru sapphire itu justru meminta maaf. Ia selalu merasa bersalah karena tidak bisa menjadi seperti kakaknya. Di mana Halilintar selalu bisa memenuhi ekspektasi kedua orang tua mereka. Kadang, karena level mereka yang berbeda, Taufan harus mendongakkan kepalanya untuk menatap sang kakak. Namun siapa sangka, tawa yang terus ia keluarkan untuk membalut luka seketika menghilang tepat di depan Halilintar. Tangis yang selalu ia tahan akhirnya luruh di depan mata kakaknya. Rasa lega sekaligus sakit menghantam tubuhnya. Tanpa ia sadari, itu adalah awal dari kematiannya sendiri. --- "Kenapa kamu tidak bisa seperti kakakmu?" "Saya melahirkan dua anak yang berbeda." "Dilihat bagaimanapun, sangat jelas bahwa kita berada di level yang berbeda." - Halilintar "Ini salahku. Maaf karena tidak bisa memenuhi ekspektasi kalian." - Taufan Note! ✓15+ ambil baiknya, buang buruknya. ✓Karya berpemilik, jika ada kesamaan alur, tempat, etc. murni karena ketidaksengajaan. ✓No plagiat. ✓Boboiboy Elemental milik Monsta, saya hanya meminjamnya saja. ✓Bahasa baku dan non baku ✓Typo bertebaran, mohon tandai jika menemukan typo. ✓Adegan kekerasan bertebaran, mohon bijak dalam membaca. ✓Harap tinggalkan jejak setelah membaca, vote and komen. ✓follow ig @wp.nonarie_ untuk informasi lainnya.