After being abducted by a snake and raised, the author lives in Seoul.
Setelah kapal karam, Wan Zhong secara tidak sengaja jatuh ke dalam lipatan luar angkasa dan tinggal di pulau terpencil di dunia yang berbeda.
Dia memandangi hutan lebat yang menjulang tinggi di pulau itu, tak berdaya dan putus asa: "Jangan Ada ular."
Begitu dia selesai berbicara, seekor ular hitam besar diam-diam mendekat dari belakang, meludahkan lidah ularnya yang ramping dan merah dan menjilat sudut bibirnya, dan melingkarkan ekornya yang basah dan licin di pinggangnya...
Dia sangat takut pada ular.
Evening Bell: Aku akan pingsan dulu lalu bicara o (╥﹏╥)o
Pupil vertikal ular hitam sedikit menyempit: Manusia ini cantik sekali, tapi saya tidak tahu seberapa pandai dia menetaskan telur?
Setelah diculik oleh ular hitam dan dibesarkan di sarangnya, Wan Zhong bisa pingsan berkali-kali dalam sehari dan kemudian menjadi terbiasa. Wan Zhong memulai kehidupan yang menyenangkan dengan menghabiskan waktu bersama ular hitam siang dan malam, memancing, berburu, memancing, bertani, membangun rumah...
Seiring berjalannya waktu, Wanzhong perlahan membangun surga kecilnya sendiri, dan menganggap ular hitam yang menemani dan melindunginya sebagai teman baik yang bergantung satu sama lain seumur hidup tidak tahu...ular jahat tertentu dengan motif tersembunyi sebenarnya adalah makhluk purba dari zaman kuno.
Di mata Xuan Ming, Wan Zhong berkulit putih dan cantik, dengan pinggang ramping dan kaki panjang seorang peri. Dia begitu cantik dan energik sehingga dia tidak ingin berteman dengan kecantikan seperti itu. Dia hanya ingin membesarkan kecantikan berharga yang jatuh dari langit ini di sekelilingnya, dengan gembira menetaskan telur~(????)--?
"Papa jelek."
Itu dia, balita itu lah alasan nya. Alasan sang predator duduk tenang, dan menikmati celotehan tak jelas bocah mungil di pangkuan nya.
"Perlu ku belikan kacamata, hm? Bahkan ketampanan ku bisa menghancurkan satu negara."
"Jelek!"
"Buta!"
"Jelek!"
"Buta!"
"Lebih tampan Kak Jendla, wlee..."
"Apa kau bilang!"
°°°°
Pembantaian keluarga konglomerat bermarga 'Lancester' menjadi hot news headline di portal berita online beberapa minggu terakhir.
'Mengerikan' itulah satu kata yang ada di dalam benak semua orang. Bagaimana tidak, seluruh anggota keluarga di temukan mati dalam keadaan tubuh terkoyak benda tajam.
Karena tragedi itu lah, hidup Arbie sang korban sekaligus putri tunggal keluarga 'Lancester' berubah 180°.Dengan takdir tuhan, jiwa nya yang berumur 17 tahun berpindah ke raga balita yang baru menginjak usia 3 tahun.