Di ujung pintu ada satu anak lelaki yang tengah melihat seorang anak perempuan dengan rambut pendek yang menggunakan bandana pink terlihat sedang menangis, tidak tau apa penyebab anak tersebut menangis sendirian. Padahal semua anak di yayasan ini sedang berkumpul, merayakan acara bulanan yang rutin dilaksanakan.
"Hei", teriak anak lelaki terebut.
Tidak ada respon dari anak perempuan yang tengah menangis itu, dengan inisiatif anak lelaki itu berlari ke arah nya. Tepat di depan anak perempuan yang sedang menangis, anak lelaki tersebut berdiri. Menyodorkan sebuah permen lolipop, kemudian anak perempuan tersebut mendongak.
"Nih buat kamu".
"Buat aku?".
"Iya lah, disini yang nangis cuma kamu. Ambil, jangan nangis dan segera bergabung dengan yang lain".
Setelah mengucapkan kalimat itu, anak lelaki tersebut berbalik badan kemudian meninggalkan nya sendirian. Anak perempuan itu berdiri, kemudian ia berteriak "terimakasih, di lain waktu kita kenalan".
Anak itu tersenyum tanpa membalikan badannya, semakin cepat langkahnya hingga tidak terlihat lagi. Anak perempuan yang sedang menangis tadi, berbalik arah menuju tempat acara. Sebelumya ia membersihkan sisa-sisa air mata yang masih ada di pipinya.
Gween Calista, harus rela mengorbankan kehormatannya demi biaya pengobatan Geisya Putri, sang adik yang terbaring koma di rumah sakit.
Perempuan itu menerima tawaran dari sang Mami yang mengatakan bahwa pria yang membelinya ini adalah seorang impoten, dan beberapa kali menyewa jasa anak-anak Mami Flo untuk percobaan.
Apakah Gween akan berakhir sama dengan wanita-wanita lain yang dibeli Jero Axford? Gween berharap begitu, tapi nyatanya tidak.
Belum lagi fakta hubungan antara Geisya dan pria itu di masa lalu membuat Gween harus memukul mundur perasaannya yang mulai tak tahu diri menjatuhkan hati.