Sedayu tak takut mati demi memperjuangkan Hindia Belanda. Sudah terlalu banyak darah berguguran di matanya, namun kala itu ia hanya diam sebab tak punya keberanian. Tapi tidak setelah kematian kedua orangtuanya berserta adik lelakinya, keluarganya diberondongi peluru satu persatu di hadapannya. "Rasakan! Pribumi-pribumi ini memang tak tau diri, cuih!" Tentara itu meludahi mayat ibu bapaknya dan lantas menendang keduanya untuk ditumpuk bersama mayat-mayat lain. Sedayu tak bisa melakukan apa-apa saat kedua tangannya ditahan. Ia semakin murka sebab hanya bisa menyaksikan perbuatan keji itu dari jauh. Tak tahan, perempuan itu akhirnya memberontak hingga tersungkur di hadapan mayat keluarganya. Ia merongrong tangis pilu, penjajah-penjajah itu memang tak punya hati. Mereka iblis berwujud manusia! "Siapa Sedayu setelah ini, Biyung? Sedayu tidak ada apa-apanya tanpa Biyung." Ia beralih pada mayat di sampingnya, "sampai hati Pak'e membawa Biyung dan Randu turut serta. Sedayu seorang diri selepas ini, yatim piatu tanpa sanak saudara." Sedayu menumpahkan tangisnya. Ia mencium jasad keluarganya satu persatu untuk terakhir kalinya. Amarah menyelimuti dirinya, menggenggam erat hatinya. Sedayu menaruh dendam atas kematian keluarganya. Ia berjanji akan membalaskan dendam ini. Dan jika saat itu tiba, Sedayu akan pastikan Hindia Belanda takkan dijajah lagi. ©sooeya, Juni 2024
9 parts