Pernikahan Jamila Istari (30) dan Nadiem Arif Prakoso (38) sudah tiga tahun kandas, huru-hara dipicu oleh ketidak puasan Ami yang merasa kurang segala-galanya. Di zaman ini, di ekonomi yang begini, dia harus bertahan dengan Nadiem yang luntang-lantung setelah bisnisnya gulung tikar? Yang benar saja!
Ami itu high maintenance! Belum lagi dia juga ikut menanggung hutang ibunya. Plus, ibu dan kakak Nadiem yang pelit pula.
Di bayangan Ami, terbebasnya ia dari Nadiem bisa membuat kehidupannya lebih baik. Kenapa tidak? Toh, Ami punya gelar, kompeten, supel, cantik, ada pula harta gono-gini yang harus Nadiem berikan untuknya. Sudah sangat amat cukup, Ami bisa bekerja lagi dan menikmati uangnya seorang diri.
Tapi nyatanya, tidak. Tiada beda, justru lebih berat, lebih parah, lebih menjengkelkan. Ami pusing, mual, mumet, apalagi setiap kali putrinya, Kanaya yang masih berusia tujuh tahun itu merengek-rengek ingin bertemu si Papi.
"Mami ayooooooo! Kita cari Papi, aku mau Papi, kangen Papi, mau ketemu Papiiiiii!"
"Papi kamu udah punya anak baru."
"Haaaa! Mamiiiiii!"
Rasanya Ami ingin menjerit dan bergulung-gulung saja!
Kehidupan setelah menikah itu benar-benar tidak bisa ditebak. Bahkan pasangan suami istri yang sebelumnya telah menjalin hubungan lama pun, bisa saja mengambil keputusan untuk bercerai. Seperti apa yang ingin dilakukan oleh seorang perempuan bernama Thabita Calline Hartono.
Perempuan yang berprofesi sebagai dokter spesialis anak itu saat ini tengah bimbang dengan kehidupan pernikahannya. Pernikahan yang disiapkan secara matang bersama pacar tiga tahun nya pun ternyata tidak berjalan semanis apa yang dibayangkan oleh Thabi sejak awal. Thabi tahu itu dan ia baru menyesalinya sekarang. Sekarang setelah kehidupan pernikahannya berjalan dua tahun.
Padahal di masa pacaran pun seharusnya Thabi tahu bahwa hubungan keduanya harus diakhiri dan tidak berlanjut ke arah pernikahan seperti sekarang. Seharusnya Thabi tidak menerima lamaran lelaki dengan segala ketidakpeduliannya-Adipati Bagas Prasodjo yang kerap kali dipanggil Pras. Seharusnya Thabi tahu bahwa seseorang tidak akan bisa berubah saat orang itu tidak memiliki keinginan untuk berubah. Begitu juga dengan Pras.
Bagaimana bisa Thabi hidup dalam sebuah pernikahan yang didalamnya ia tidak merasa di pedulikan atau bahkan tidak merasa dicintai oleh orang yang ia cintai selama hampir 2 tahun pernikahan yang mereka jalani?
Bagaimana bisa sebuah pernikahan berjalan hanya dengan satu orang yang berjuang?
Dan ... Bagaimana bisa sebuah pernikahan berjalan saat sang pemilik rasa sudah tidak saling mendekap di tempat yang sama?
Maka dari itu, pilihan untuk menyerah atas pernikahan 2 tahun nya ini semakin sering terlintas di pikirannya. Thabi harus menyelesaikan semuanya. Tak peduli orang akan berpikir apa, ia hanya ingin mengakhiri pernikahannya dengan Pras.
"Let's End This Marriage, Pras. Aku udah bener-bener muak hidup sama kamu."
"No."
"Pras, please ... "
"Aku bakal terus membiarkan kamu muak hidup sama aku, daripada aku harus mengakhiri pernikahan kita, Bi."
"Gila kamu, Prasodjo."