Between Two

Bagi Airel, cinta tidak memiliki arti apa-apa lagi dalam hidupnya. Menurutnya cinta hanyalah sebuah omong kosong. Cinta, kasih sayang, kebahagiaan persetan dengan semua nya. Menurutnya cinta hanya akan membawa kesedihan, rasa sakit, obesesi, dan yang paling penting kenangan buruk. Semenjak kejadian itu, dia sudah berjanji pada dirinya sendiri tidak akan pernah lagi mengenal sesuatu hal terkutuk bernama cinta.
Sejak kejadian itu, dia sudah membentengi hatinya dengan benteng yang sangat tebal yang sangat sulit untuk dimasuki. Semenjak kejadian itu dia telah membekukan seluruh hatinya terhadap rasa cinta dan hal semacamnya, berharap dia tidak akan pernah lagi merasakan sesuatu yang telah merubah kehidupannya dan kepribadiannya 180 derajat.

Gavin Nathaniel, baginya hanya satu orang yang sangat ia sayangi di dunia ini selain keluarganya sendiri. Baginya kebahagiaan perempuan itu adalah prioritasnya. Tidak perduli apapun, asalkan perempuan itu bisa bahagia dia akan melakukannya.
Sudah tidak terhitung berapa perempuan yang hatinya patah karena telah menyatakan perasaan mereka pada Gavin, semua selalu berakhir sama yaitu di tolak mentah-mentah oleh lelaki yang dinobatkan sebagai pangeran impian di sekolah mereka tersebut. Karena bagi Gavin, hanya ada satu perempuan yang memang diciptakan untuknya. Hanya ada satu perempuan yang bisa mengisi hatinya kembali, perempuan yang membuatnya bisa bertahan sampai sekarang ini, perempuan yang monolongnya melewati masa-masa tersulitnya walaupun perempuan tersebut juga sedang berada dalam masa kelamnya.

Penyesalan terbesar Agha ialah membiarkan perempuan yang sebenarnya sangat ia cintai sakit hati karenanya. Dia akui, dia memang sangatlah kejam, menyakiti perempuan yang sangat tulus mencintainya, dan rela melakukan apapun demi dirinya. Dia telah membuat lubang yang sangat besar di hati perempuan itu, walaupun semua itu dia lakukan untuk alasan tertentu, tapi tetap saja dia termasuk lelaki yang telah mencampakkan perempuannya.