"Saya dapat membantu Anda menjadi apa pun yang Anda inginkan. Apa yang paling kamu inginkan?" Dia bertanya dengan suara lembut sambil menyapu rambut dari dahinya.
"Kau benar-benar berpikir bahwa aku akan dengan tulus merangkul orang serendah dirimu?"
Karena malu, ia menghindari tatapannya dan mengepalkan tangannya hingga memutih.
"Bahkan pikiranmu pun konyol. Kamu sangat mengetahui identitasku..."
"Ya, aku tahu."
"Kalau begitu katakanlah. Siapa aku?"
Tangan yang memainkan rambutnya bergerak turun melewati dagunya dan berakhir di sekitar tenggorokannya. Menguji kekuatan cengkeramannya, dia perlahan mulai memberikan tekanan lebih dan memaksanya untuk menatapnya. Nafasnya menjadi tersengal-sengal saat dia mengangkat lehernya hingga tumitnya terangkat sedikit dari lantai.
"Aku juga memegang nasib adikmu di telapak tanganku."
Dia dapat melihatnya di matanya, sesuatu di dalam dirinya telah hancur.
Matanya, yang dulunya menyerupai langit malam berbintang, tidak lagi memiliki bintang.
Saat dia melihat cahaya di matanya memudar, dia mengendurkan tangannya.
Dia tidak akan mencoba melarikan diri darinya lagi. Dia mengetahui hal ini secara naluriah.
Perasaan ini, yang mirip dengan disiram air hangat, jelas merupakan hal yang ia idam-idamkan.
Itu bukan sesuatu seperti nafsu.
Ya, itu jelas merupakan sebuah keinginan.
Setelah dia mengakui perasaannya, dia mulai berkeinginan untuk memiliki seluruh dunianya.
"Jika aku tidak bisa memilikimu, aku akan menghancurkanmu."
Author(s) : Jin Soye
Genre(s) : Adult, Drama, Historical, Mature, Romance
Type : Web Novel (KR)
Mulanya, maksud Miura Nara menerima pernyataan cinta berondong tengil yang terus mengganggunya, adalah untuk membuatnya kapok. Dia sudah menyiapkan 1001 tingkah menyebalkan yang akan ditunjukkan selama masa uji coba berpacaran. Dengan begitu, berondong menyebalkan berstatus pacar magang itu memilih pergi meninggalkannya.
Sialnya, ini tidak semudah yang Miura kira. Terlebih saat dia harus tinggal satu atap bersama pacar berondongnya dengan hormon belum stabil alias sangean.
Miura Nara dalam masalah baru yang lebih besar dari sekadar Askara Tarachandra Manggala.