404 Not Found
  • Leituras 787,921
  • Votos 86,929
  • Capítulos 52
  • Leituras 787,921
  • Votos 86,929
  • Capítulos 52
Concluído, Primeira publicação em jul 04, 2024
Maduro
404 NOT FOUND - code means that the server could not provide the requested webpage.

*

ADHYAKSA SERIES No. 6

*

Atas rasa iba pada ayahnya yang sakit, Namira alias Ira memutuskan untuk mengalah, meninggalkan karirnya yang gemilang di Sillicon Valley dan pulang ke Jakarta. Walaupun tahu, kepulangannya akan membuat dirinya kembali dijodoh-jodohkan.

Jelas, ia masih belum mau tunduk dan memilih untuk mengisisi posisi VP Campaign and Marketing untuk Aksa.com, e-commerce besutan perusahaan Adhyaksa yang baru saja berdiri.

Namun, siapa sangka, di hari pertamanya, Ira mendamprat seorang laki-laki yang sedang berciuman dengan seorang staf wanita. Dan tak tanggung-tanggung, rupanya laki-laki itu adalah direktur penanggung jawab perusahaannya, Arjuna Kusumawara. Sekarang, Ira hanya bisa berdoa semoga umur pekerjaannya di grup Adhyaksa tak berakhir hari itu juga. Atau lebih buruknya, pekerjaannya tak akan jadi seperti neraka.
Todos os Direitos Reservados
Índice
Inscreva-se para adicionar 404 Not Found à sua biblioteca e receber atualizações
or
Diretrizes de Conteúdo
Talvez você também goste
Talvez você também goste
Slide 1 of 10
Do you remember your first cup of coffee? cover
The Station cover
A Million Kisses Again | TAMAT ✔️ cover
A Mismatch So Perfect [COMPLETED] cover
REPEATED cover
The Tease cover
Benua & Asia (SELESAI) cover
IKATAN ABADI (zsww) cover
Sweet Lies | END cover
Mysha(21+)  cover

Do you remember your first cup of coffee?

57 capítulos Concluído Maduro

[SELESAI] "Lo ngomong langsung ke dia?" Medhya mengangguk mantap. "Bilang kalau lo suka sama dia?" Ia mengangguk lagi. "Yang lo maksud itu, Ginan Satyatama yang ada dipikiran gue, kan?" Medhya menyerngit. "Memang, ada berapa Ginan Satyatama di kantor kamu?" Gadis itu balik bertanya. "Ya ... satu, sih." Sang teman garuk-garuk kepala. "Maksud gue. Elo ini ..." ia mengangkat telunjuk kearah pelipis, memutar-mutarnya dengan perlahan. "... sinting?" Medhya menggeleng santai. "Aku waras. Seenggaknya, sampai detik ini, masih." Sang teman menghela napas panjang. "Pantesan tiap papasan, dia selalu ngelihat gue kayak ngelihat tai kucing. Ternyata ini semua gara-gara elo." Medhya nyengir. "Terus gimana lagi sekarang?" Adinda bertanya lagi. Ia mendekat pada Medhya yang kini bersandar di kursi ruang tengah kontrakan. "Nyerah?" Medhya langsung menoleh. "Mana mungkin," ujarnya pendek, senyum-senyum. "Dia nggak nolak aku. Kenapa aku harus menyerah?" Betul. Ginan Satyatama tak pernah menolaknya. Saat mendengar pengakuannya, lelaki itu hanya menatapnya datar, lalu mengatakan beberapa kalimat yang tidak mengandung sedikitpun penolakan. Itu artinya, kesempatan Medhya masih terbuka lebar. Masih banyak hari yang tersedia untuk menyatakan kembali perasaannya pada Ginan Satyatama. Jadi, bagaimana bisa Medhya menyerah kalau kisah mereka bahkan belum dimulai sama sekali?