Story cover for Julian & Jane by Jenonge
Julian & Jane
  • WpView
    Reads 3
  • WpVote
    Votes 0
  • WpPart
    Parts 1
  • WpView
    Reads 3
  • WpVote
    Votes 0
  • WpPart
    Parts 1
Ongoing, First published Jul 07, 2024
Hembusan angin menerpa wajah gadis yang tengah duduk dibangku taman sekolah itu, dia menggunakan earphone sambil mendengarkan lagu yang sangat ia sukai itu. Membaca novel dengan sangat serius sampai lupa bahwa bel masuk kelas sudah berbunyi.

"Jane!! cepet masuk kelas udah abis nih waktu istirahat." ucap anak perempuan berdarah campuran Thailand itu sambil menepuk bahu temannya.

"Oh okee, thanks Lis." Jawab Jane

Jane berdiri kemudian bergegas menuju kelasnya, dikoridor ia tidak sengaja menabrak punggung seseorang didepannya. Jane meringis memegang dahinya, dan mengangkat pandangannya untuk melihat siapa pemilik punggung keras itu.

"Kenapa mesti manusia ini Tuhann." Gumam Jane.

"Maaf." Ucap Jane dengan sedikit membungkuk, kemudian dia kembali melanjutkan langkahnya karena enggan berlama-lama dengan sipemilik punggung itu.
Laki-laki pemilik punggung itu melangkah mengejar Jane kemudian menahan pundak Jane.

"Lain kali jalan selain pakai kaki mata juga dipake, dan sekali lagi kalo ngomong sama orang itu liat matanya. Tau sopan santun  kan?" Perkataan pria itu membuat Jane membeku sejenak.

"Oke ka Julian, saya izin pamit ke kelas." Jawab Jane sambil memanggukan kepalanya.

"Hmm.. menarik." Ucap pria yang dipanggil Julian.
All Rights Reserved
Sign up to add Julian & Jane to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
BUMANTARA by wlnnura26
14 parts Complete
PLAK!!! Suara tamparan keras yang menghantam pipi seorang gadis yang tengah meringkuk di atas dinginnya lantai toilet. Gadis itu tak melawan, dia hanya diam sambil menatap nanar pada lantai, dia Naya Rivera. "ANJ**G! gak guna lo!" maki seorang siswi itu, sambil sesekali menendang tubuh gadis malang itu. "Maaf." ucap Naya itu dengan nada bergetar, hanya kata itu yang bisa dia ucapkan di balik rasa takutnya. Cih! Bukannya merasa kasihan, siswi itu malah semakin membabi buta dengan menarik keras rambut Naya, lalu mencengkram kuat-kuat rahang Naya. "Apa? maaf lo bilang?! Kata maap lo gak cukup buat nilai tugas gue jadi 100 tolol! Dasar anak pelac*r!" keras dan tidak tahu rasa terima kasih, itulah Rossalia Maharani. Menjadikan Naya sebagai budak untuk mengerjakan semua tugasnya. Naya memang terkenal akan sifat lugu serta kepintarannya, dan Rossa berpikir bahwa mengapa dia tidak memanfaatkan itu semua bukan? Tuntutan akan keluarga Rossa, yang menekan anaknya untuk menjadi yang paling utama dalam hal apapun, apalagi masalah prestasi di sekolahnya. Bagi Naya, sekolah ataupun rumah itu sama saja, iya sama saja tempat yang menyakitkan. Disaat orang lain merasakan rumah menjadi tempat ternyaman, namun itu tidak berlaku bagi Naya. Tamparan bahkan pukulan sudah menjadi bagian yang Naya dapatkan setiap harinya. Tak ada yang menyayanginya, tak ada yang mampu mengerti keadaannya, tak ada seorangpun. Ibu nya? Tidak, dia sama saja seperti orang lainnya. Teman? itu apa lagi, Naya sama sekali tidak mempunyai teman. "Mana ada orang yang mau berteman dengan orang udik seperti saya" pikiran itu yang selalu tertancap keras di pikirannya. Apakah Naya mampu melawan setiap kesedihan nya? Akankah Naya merasakan kebahagiaan seperti yang orang lain rasakan?
Amor Eterno  by Sa_ra_da22_620Nakata
4 parts Complete
"Lo mau hubungan kita jadi kayak apa, Harlen?" Qila menghentakkan tangan pria itu, lalu menoleh cepat dengan sorot mata tajam. Suaranya bergetar-bukan karena takut, tapi karena menahan amarah yang sudah terlalu lama disimpan. "Aku... aku pengin hubungan kita jadi lebih serius," jawab Harlen pelan, nadanya seperti memohon. "Serius?" Qila tertawa miris. "Serius kayak gimana? Kayak lo yang tiba-tiba udah punya tunangan tanpa bilang apa-apa ke gue?" Harlen terdiam, tak sanggup membalas. "Atau lo mau gue jadi simpanan, gitu? Tapi sayangnya, Harlen, gue bukan cewek murahan kayak gitu," lanjut Qila sambil memutar bola matanya, malas sekali menatap wajah pria di hadapannya. "Bukan gitu maksud gue..." Harlen mencoba meraih tangan Qila lagi, tapi kali ini pun langsung ditepis. "Gue capek dengar omongan lo yang manis-manis tapi ujung-ujungnya nyakitin. Lo bilang pengin serius? Lo bilang pengin perkenalin gue ke orang tua lo? Please, Harlen. Udah telat." "Qila, tolong dengerin dulu..." "Cukup." Qila menarik napas dalam-dalam, menahan emosi yang hampir meledak. "Ini terakhir kalinya kita ketemu. Setelah ini, gak akan ada lagi 'kita'. Gak sengaja ketemu pun, gue harap itu gak akan pernah kejadian. Gue muak liat muka lo." Langkahnya cepat, pergi meninggalkan Harlen yang masih berdiri mematung di tempat. Tapi Harlen belum menyerah. "Qila! Tunggu, dengerin dulu!" Namun Qila tetap berjalan, masuk ke dalam taksi yang sudah menunggunya di pinggir jalan. "Jalan, Pak," ucapnya pada sopir. Taksi pun mulai melaju. Dari kaca belakang, bayangan Harlen terlihat masih mengejarnya, berteriak, memanggil namanya. "QILAAAA!" Tapi Qila tak menoleh. Tatapannya lurus ke depan, seolah tak ada apa pun di belakang yang layak dilihat kembali. Dalam hati, ia berbisik, Maaf, Harlen... tapi kali ini aku benar-benar udah gak sanggup.
KPOPERS VS. ANIMERS [END] by AquiNo_Putri03
72 parts Complete
Bertemu seorang cowok dingin di koridor kelas 11 merupakan hal yang tak pernah di inginkan oleh seorang Kanaya Sunny Arabella. Apalagi pertemuan mereka harus berawal dengan Sunny yang tak sengaja menampar wajah cowok dingin itu. Gelagat cowok itu beberapa saat setelah menerima tamparan kuat dari Sunny justru membuat gadis itu tak dapat bernafas normal. Hingga akhirnya Sunny berjanji tak akan pernah mau bertemu dengan cowok sedingin kulkas 10 pintu itu.Tapi siapa sangka, siswa baru yang memperkenalkan diri beberapa saat kemudian didepan kelasnya adalah sosok cowok dingin yang di tamparnya di koridor tadi. Entah itu kesempatan bagus atau malah sebuah petaka, karena cowok itu sempat menghina idolanya sebelum meninggalkan koridor. Ditambah lagi cowok itu terus menatap Sunny penuh ejekkan saat berdiri didepan kelas untuk memperkenalkan diri. Dia, Rayn Briliant Samudra. Panggil saja Rayn. Cowok dingin pencinta anime yang sedang merutuki dirinya karena harus sekelas dengan gadis yang menamparnya di koridor tadi. Lebih parahnya lagi, dia disuruh menempati tempat duduk yang ternyata berada tepat di belakang gadis itu. Akankah semuanya baik-baik saja saat dua musuh bebuyutan itu dipersatukan dalam satu kelas? Atau justru sebaliknya? -----•••----- "YAYAYA BOMMBAYAYAYAYAYAYA...BOMMBOMBA BOMMBOMBA OPP..." Plaaakkk Cepat-cepat gadis itu menghentikan gerakannya dan melepaskan earphonenya. Sunny menelan salivanya susah payah, menatap cowok tinggi didepannya yang memegang pipinya kanannya yang memerah. Sunny merutuki dirinya sendiri karena gerakannya berhasil membuat cowok didepannya menatapnya, entahlah. Datar?seperti tripleks, marah?100%, benci?200%. Sepertinya setelah ini Ia akan ditelan hidup-hidup. -----•••---- Selamat membaca semoga suka❤️🥰 ©️ First: December 12, 2018 Mari menghargai karya sesama penulis dengan tidak melakukan PLAGIARISME
You may also like
Slide 1 of 9
BUMANTARA cover
Amor Eterno  cover
Geng Bratadikara (TERBIT) �✓ cover
Yo Dream | Nct Dream✔(Terbit)  cover
Sepekan Penuh Sayang [Tamat] || Jeno & NCT Dream cover
ASRAMA LANTAI 7 {TERBIT} ✓ cover
KPOPERS VS. ANIMERS [END] cover
If I Have You Only cover
Air Mata Di Pintu November (TERBIT) ✓ cover

BUMANTARA

14 parts Complete

PLAK!!! Suara tamparan keras yang menghantam pipi seorang gadis yang tengah meringkuk di atas dinginnya lantai toilet. Gadis itu tak melawan, dia hanya diam sambil menatap nanar pada lantai, dia Naya Rivera. "ANJ**G! gak guna lo!" maki seorang siswi itu, sambil sesekali menendang tubuh gadis malang itu. "Maaf." ucap Naya itu dengan nada bergetar, hanya kata itu yang bisa dia ucapkan di balik rasa takutnya. Cih! Bukannya merasa kasihan, siswi itu malah semakin membabi buta dengan menarik keras rambut Naya, lalu mencengkram kuat-kuat rahang Naya. "Apa? maaf lo bilang?! Kata maap lo gak cukup buat nilai tugas gue jadi 100 tolol! Dasar anak pelac*r!" keras dan tidak tahu rasa terima kasih, itulah Rossalia Maharani. Menjadikan Naya sebagai budak untuk mengerjakan semua tugasnya. Naya memang terkenal akan sifat lugu serta kepintarannya, dan Rossa berpikir bahwa mengapa dia tidak memanfaatkan itu semua bukan? Tuntutan akan keluarga Rossa, yang menekan anaknya untuk menjadi yang paling utama dalam hal apapun, apalagi masalah prestasi di sekolahnya. Bagi Naya, sekolah ataupun rumah itu sama saja, iya sama saja tempat yang menyakitkan. Disaat orang lain merasakan rumah menjadi tempat ternyaman, namun itu tidak berlaku bagi Naya. Tamparan bahkan pukulan sudah menjadi bagian yang Naya dapatkan setiap harinya. Tak ada yang menyayanginya, tak ada yang mampu mengerti keadaannya, tak ada seorangpun. Ibu nya? Tidak, dia sama saja seperti orang lainnya. Teman? itu apa lagi, Naya sama sekali tidak mempunyai teman. "Mana ada orang yang mau berteman dengan orang udik seperti saya" pikiran itu yang selalu tertancap keras di pikirannya. Apakah Naya mampu melawan setiap kesedihan nya? Akankah Naya merasakan kebahagiaan seperti yang orang lain rasakan?