Sejak kecil Sekar Hanggini suka pesta pernikahan. Ia suka dekorasinya yang cantik, bunga-bunga yang ditata dengan menawan, gaun pengantin yang seperti baju putri di negeri dongeng, dan kecupan di altar yang seperti sebuah happy ending di kisah fairytale. Oleh karena itu, sejak umur sepuluh tahun Sekar becita-cita menjadi seorang wedding organizer.
Dari Senin sampai Minggu gadis itu selalu mengurus pesta pernikahan. Namun, ia sama sekali tidak tertarik untuk menikah.
Hatinya sudah lama hancur. Hatinya sudah lama beku, ia mati rasa. Sejak Leo meninggalkannya dan memutuskan untuk menikahi sahabatnya, ia memutuskan untuk berhenti jatuh cinta.
Bukan karena ia masih mencintai mantannya, tapi hatinya begitu terluka sampai sakitnya-membuat ia memutuskan untuk membunuh perasaannya sendiri.
Namun, katanya; dua hati yang terluka bisa saling menyembuhkan satu sama lain.
Selama sepuluh tahun terakhir Sergio Darmawan hanya mencintai seorang wanita. Ia hanya pernah sekali jatuh cinta, lalu juga harus membunuh sendiri perasaannya.
Ia begitu terluka, hingga tidak tahu apakah ia bisa jatuh cinta lagi.
Takdir membuat dua orang yang terluka ini berjumpa.
Nggak ada yang namanya kebetulan. Semua terjadi karena sebuah alasan.
Namun, ternyata luka dan trauma masih menang dan tak mau kalah.
Ada cinta yang menyala-nyala, namun harus mati saat itu juga.
Karena luka masa lalu terus menggerogoti seperti kulit kedua.
Kalau kau mencari kisah cinta luar biasa dan ajaib, maaf aku tidak punya. Karena kisahku hanyalah kisah jatuh cinta seorang gadis biasa, yang tak bisa mengungkapkan perasaannya selama bertahun-tahun.