Berawal dari orang asing dan berakhir menjadi kekasih.
Tata, dan Elyna. Sepasang kekasih yang baru saja menjalin asmara. Tata dengan sifat tengil dan urakannya, dan Elyna dengan sifat tenangnya.
Tata lahir di keluarga yang tidak harmonis, ayahnya yang tukang judi dan suka mabuk, ibunya yang hobi melacur di bar-bar ternama, meski begitu Tata tetap sayang kepada kedua orangtuanya, meski ia sering di pukul oleh sang ayah ia tetap bisa tersenyum saat menatap ayahnya, dan meski ia sering mendapat cacian dan makian dari sang ibu ia tetap sayang kepada ibu yang melahirkan-nya.
Sedari kecil Tata sudah di asuh oleh neneknya. Ketika neneknya meninggal satu tahun lalu, Tata harus hidup mandiri, ia pulang sekolah harus bekerja di cafe milik temannya.
Sedangkan Elyna, ia terlahir di keluarga berada, tetapi sang ayah sudah lama meninggal dan ibunya pergi entah kemana.
Beruntung sang ayah meninggalkan perusahaan yang nanti akan di kelola oleh Elyna ketika sudah lulus nanti, jadi Elyna tidak pusing memikirkan masalah ekonomi nya.
"Siapa lu ngatur-ngatur gua, gua gak mau jadi bahan omongan karna jadi pacar lu." Ucap Tata.
"Mati atau jadi pacar gua?" Ucap Elyna dengan nada dinginnya.
Mendengar itu Tata menjadi emosi.
"Gua bilang ga mau anjing." Jawab Tata penuh emosi
"Gua bilang jadi pacar gua apa susah nya si bangsat!" Ucap Elyna yang tersulut emosi juga.
"Orang gila lu."
"Eughh kaa pelanhhh pelanhhh kaa."
"Fuck, ahh."
#GxG
#Futa
haii haiii, inii first time akuu bikin cerita GL, maaf bangett yaa ga sesuai sama kalian.
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan