Cara Merawat sang Bocil Kematian

(TRIGGER WARNING ⚠️: kata kasar, kekerasan fisik,dan kematian karakter)

Bagas melirik sang anak SD kelas 4 tersebut dengan tatapan sinis, tidak, bocil kematian lebih tepatnya.

"Kamu sudah terlambat 3 kali berturut-turut, apakah kamu sama sekali tidak merasa bersalah?" Tanya Bagas dengan nada serius.

Sang bocil kematian tersenyum seperti dia tidak melakukan hal yang buruk. "Aku hanya membantu nenek mempersiapkan jualannya." Jelas sang bocil kematian, dia sesekali menengok ke sana kemari seolah dia tidak dalam masalah.

"Kenapa tidak orang tuamu saja yang membantu nenekmu?" Bagas bertanya lagi, membantu neneknya mungkin hal mulia, tetapi seharusnya orang tuanya setidaknya membantunya.

"Aku yatim piatu Pak"

"..."

~~~sinopsis~~~
Bagas Herman Saputra hanyalah anak manja dengan sifat yang arogan dan keras kepala karena kurangnya pengasuhan yang benar dari orang tuanya, dan itu makin menjadi-jadi karena kekayaan orang tuanya yang melimpah.

Ketika dia besar, ia diberikan arahan oleh orang tuanya untuk kuliah dan menjalani pekerjaan guru honorer selama satu tahun supaya dia bisa masuk ke dalam sekolah swasta elite milik keluarganya dengan pengalaman mengajar.

Awalnya Bagas hanya menganggap dia hanya berbaur dengan masyarakat jelata yang dia sebut "parasit dompet"

Tetapi... tanpa Bagas ketahui, dia perlahan-lahan menjadi ayah dari salah satu muridnya!?