Di suatu kampung yang bernama Sentiawan Suria , terdapat seorang gadis yang begitu jelita rupawannya. Keindahan yang tidak dapat digambarkan selalu dapat memikat hati seluruh Kampung Sentiawan Suria walaupun hanya dapat memandang dengan sisi wajahnya sahaja.
Dialah Dewi Seroja , dialah purnama. Bak kata puitis, indah dan mekar sentiasa.
Namun bukan nama cerita dongeng kalau tidak datang sang jejaka yang sentiasa ada dalam kisah dongeng yang diura-ura.
Itulah namanya Daeng Andika Purnama, yang diura-urakan satu masyarakat Kampung Sentiawan Suria namun tidak pernah dapat melihat wajahnya sedikit pun.
" Puteri ! Puteri ! Puteri ! Sudahlah bermain disitu, mari kita pulang ke istana. "
" Jalan ini jalan yang tidak pernah kulihat, adakah ini jalan ke kampung seberang. Ah ! Aku tidak kisah asalkan aku dapat larikan diri sebentar dari istana. " - Dewi Seroja
Dewi Seroja adalah puteri yang nakal dan sangat suka menjadi pahlawan berseorangan. Walaupun dinasihati, sikap degilnya tidak dapat diatasi.
" Hei, gadis berbaju merah ! Ini sepatuku, lain kali lihat baik-baik apabila mahu mengambil sepatu di rak itu. Sudahlah salah ambil sepatu, jeling jeling aku pula ya engkau. " - Daeng Andika Purnama
" Berbahasa baku pulak mamat ni, memang laa kita di waktu ceritera purnama lama. Tapi itu tak menjadikan aku bukan gadis 20th Century. Sudahlah wajah sombong, gigi senget, ada hati. Cocok mata engkau karang. Salah ambil je pun. "
Begitulah al-kisahnya bermula...