9 parts Ongoing MatureExcerpt:
"Orang-orang di sini udah pada gila kali, masa gue gembrot begini dibilang seksi..." gerutuku kesal.
"Mereka bukan gila, tapi tergila-gila, padamu," ujarnya lembut, seraya melemparkan tatapan mesra padaku.
"Idih...apaan sih. Jijik gue dengernya. Seumur hidup, gue gak pernah dibilang seksi. Cantik iya, seksi enggak. Gak usah ngaco deh!" sergahku.
"Kamu ingin aku menjabarkan keseksianmu satu persatu? Pipimu yang bulat itu, akan sangat pas di tanganku ketika aku mencium bibirmu dengan ganas. Lenganmu yang berisi, akan menjadi pegangan yang kuat saat aku mendorongmu ke dinding dan mencumbu lehermu yang tersembunyi di bawah dagu. Dan dadamu yang penuh itu, aku sanggup menjilati dan mengulumnya semalaman tanpa pernah merasa bosan. Perutmu yang empuk, akan menjadi bantalan yang kuat saat aku menghujam ke dalam tubuhmu, dan menyatukan tubuh kita dalam irama syahdu percintaan penuh kenikmatan. Aku bahkan tak sabar untuk meremas pantatmu saat kau menjepit tubuhku dengan dua paha besar yang lembut itu."
Astaga! Aku menelan ludah, tak mampu berkata-kata. Gambaran yang dihasilkan dari kalimatnya barusan tak mampu kuhapus dari pikiranku. Bagaimana bisa dia bernafsu dengan cewek gendut sepertiku?
"Masih merasa kamu gak seksi?" dia bertanya dengan seringai nakal bertengger di wajahnya.
Aku hanya diam, menyadari satu hal penting, bahwa di bawah sana, aku sudah sangat basah gara-gara dia.