George Chester adalah kerabat jauh pemilik rumah tempat Claudette menerima pekerjaan sebagai pengurus hewan ternak.
Usia George baru 13 tahun saat itu, ia datang dari kota. Ia angkuh dan ia benci Claudette-anak ringkih yang ditugaskan untuk membantu keperluannya.
Musim gugur memudar dan George mulai sedikit mengubah sudut pandangnya. Ia tidak lagi melihat Claudette sebagai sosok ringkih yang gemar menyendiri, ia mulai ingin melindungi anak perempuan itu, melindunginya dari teman-temannya yang jahat, ibunya yang gila dan ayahnya yang gemar minum-minum.
Lalu saat matahari bersinar terik di penghujung musim panas, tepat saat Claudette berusia 11 tahun, ia kehilangan segalanya. Ia kehilangan ibunya dan George diperintahkan untuk kembali ke kota.
Musim gugur kembali terdengar seperti lagu sedih untuk anak perempuan itu.
10 tahun kemudian, Claudette pergi ke sebuah kota kecil dan ia menerima pekerjaan yang cukup melelahkan sebagai seorang perawat.
Dan seakan Claudette tidak pernah diberi kesempatan untuk sekedar bernapas. Pada hari yang panjang itu, perang kembali pecah, kelaparan, kemiskinan dan wabah penyakit terjadi di mana-mana setelahnya.
Lalu di hari Claudette menjadi salah satu tawanan perang dan nyaris mati ketika melarikan diri, ia tiba-tiba merindukan seseorang dari masa lalu.
George Chester, ia ingin melihat laki-laki itu sekali lagi.
Ini bukan cerita tentang para geng motor yang menakutkan dan mengintimidasi banyak orang.
Bukan juga tentang bagaimana tepung terigu, wortel, kubis, kecambah yang bersatu menghasilkan Bala-bala yang nikmat. Bukan!
Ini hanya kisah tentang tujuh lelaki yang berasal dari berbagai daerah dan dipertemukan oleh takdir di sebuah bangunan yang mereka anggap rumah. Rumah itu bernama Kost Nusantara. Kenapa? Karena penghuninya berasal dari berbagai kepulauan di Nusantara.
Lantas, kenapa mereka bertujuh dikenal sebagai Bala-bala Gang?
Mari kita temukan jawabannya di Kost Nusantara.