Jiwa Merah Kaisar

Dalam sebuah kekaisaran terlahir seorang putra mahkota. namun, kelahirannya juga mendatangkan kutukan bagi dirinya. Sejak umur 5 tahun dirinya sudah dikenal dengan sebutan pangeran Merah. Netranya akan berubah menjadi merah kala melihat darah. Namun dikarenakan suatu tindakan dari ayahandanya, ia membantai seluruh keluarga dan menteri di kaisaran tersebut.

Kekaisaran yang pimpin nya berjalan dengan baik meskipun sering dilanda kegelapan dari kutukannya. Dua puluh lima tahun hidup penuh dengan darah, hanya ia yang tahu jika kutukan itu akan mati bila ia menemukan mate nya.

Blem

Buku itu ia tutup kasar.

"Lo udah baca? Gue liat prolog nya aja udah ketebak endingnya," ucap Lea pada Enita di sampingnya, kini keduanya duduk sila di atas sofa apartemen Lea.

Namun yang ditatap hanya memberikan senyum ulasan simpul di sudut bibir nya.

"Udah, tapi lo harus percaya kalau engga semua cerita bisa di tebak endingnya, coba baca dulu. Gue yakin lo suka." Nita melihat handphone nya yang terus-menerus berdering.

"Gue duluan ya, Gio udah spam, nih," tunjuknya handphone yang berlayar room chat nya dengan sang kekasih.

"Hm, hus hus," usir sang pemilik apartemen malas melihat sahabat memamerkan kekasihnya itu.

Begitu sahabatnya pergi, ia merebahkan tubuhnya di atas sofa. Tatapannya sendu ke arah langit-langit tak lama di bawanya novel itu menutup mukanya. Tertidur.

***

Saat membuka matanya, hal pertama yang Lea lihat adalah langit yang biru muda. Sangat indah. Seakan teringat, kemana perginya asbes apartemennya? bola matanya melebar. Perempuan itu terduduk di atas rumput yang di lapisi kain. Mengedarkan pandangannya ke area sekitar. Apa-apaan ini?. Batinnya.

Ingin mengelak tetapi semua ini terasa begitu nyata. Ia menutup mulutnya menggunakan telapak kanan dan langsung berdiri.

"KOK BISA DI SINI?! AAAA MAU PULANG" Lea teriak histeris.

***

No plagiarism!!!