Story cover for Aisya And Her Choices by Lidia_Lya
Aisya And Her Choices
  • WpView
    Reads 5
  • WpVote
    Votes 1
  • WpPart
    Parts 1
  • WpView
    Reads 5
  • WpVote
    Votes 1
  • WpPart
    Parts 1
Ongoing, First published Jul 19, 2024
Aisya yang pada saat itu berusia 9 tahun duduk di pangkuan remaja laki-laki yang terpaut 6 tahun di atasnya. Mereka terlihat seperti kakak dan adik yang akur, sang remaja lelaki tampak mendengarkan Aisya yang berceloteh sendari tadi.


"Bang Fajar, 10 tahun nanti aku udah besar kan?." Tanya Aisya, sembari mengayun-ayunkan kakinya.

Semua mata di ruangan santai, berpusat pada pertanyaan Aisya. Sedangkan yang di tanya menjawab dengan santai. "Iya udah besar, Aisya nanti umurnya  19 tahun." Jawab Bang Fajar.

Mendengar jawaban itu, Aisya tampak sangat senang. "Kata papa umur 19 tahun udah bisa nikah, Aisya mau nikah sama Abang." 

Papa Aisya yang duduk dengan permainan catur di depannya langsung menepuk dahinya. Jadi untuk ini sang anak gadis bertanya kemarin.

"Iya kita nikah." dan mendengar anak sahabatnya menjawab seperti itu Papa Aisya bertambah pusing lagi. 


Dan 10 tahun kemudian...


Seorang gadis remaja yang sebentar lagi menuju kedewasaan, mulai beranjak dari sudut ruangan menuju ke pelaminan. Walau pun tak ada lagi air mata,  tapi wajahnya terlihat sekali habis menangis.

Namun seakan tak terjadi apa-apa, senyum bodoh ia tampilkan, setelah sampai di depan ke dua mempelai yang satu jam lalu telah sah menjadi pasangan suami istri.

"Bang Fajar, Mbak Senja, selamat menempuh hidup baru, semoga pernikahan nya cepat ber akhir." Bertepatan dengan ucapan dan doa nya kepada ke dua mempelai itu terucap. tangannya langsung di tarik oleh Papanya.

Menunduk malu Papanya membawa sang anak gadis menjauh dari pusat acara. "kamu bikin Papa gak ada muka lagi Aisya."
All Rights Reserved
Table of contents
Sign up to add Aisya And Her Choices to your library and receive updates
or
#283villain
Content Guidelines
You may also like
Aksara Lingga by Larisakuma08
59 parts Complete
"masa iya anak SMA ngacak - ngacak pikiran gue?" ..... "Tolong saya sekali lagi dong pak, penguntit gila itu masih ngikutin saya. Please pak" tangannya mengatup dengan memohon agar pria itu membantunya lagi. "Oke! Sini ikut saya" Pria dewasa itu menyambar baju panjang dan lengan Lingga. memepetkannya di tembok dekat ruang ganti. "Kamu diam ikuti saya" katanya dengan tegas. .... Hani menengokkan kepalanya setelah melihat pria didepannya bersemangat melempar bola basket kedalam ring di timezone. kini ia mendapati kawannya, Lingga ternganga pada pria yang akhir - akhir ini mengisi kekosongan hidupnya. serta gadis yang berada pada ujung kanan lingga -Shenna juga terpana atas ketampanan pria brewok itu. "Gila ganteng banget anjir" Lingga masih tak mengedipkan mata dan terus memandangi. "iya woeeyy!" Hani mengiyakan. "sadar guys, umurnya 30" sedangkan Shenna yang tak dipungkiri juga merasakan hal yang sama. hanya saja dirinya sajalah yang realistis dan tetap pada batas wajar. .... "Pak Aksara Pernah dugem?" mata lingga menatap Aksara menyelidik. mencoba mencari jawaban pada manik mata miliknya. .... "Apa ayah tidak kesepian?" mobil golf melaju sedang. membawa dua penumpang, Ayah dan anak yang sudah lelah bermain golf tersebut. "rumah sebesar itu, setiap hari isinya hanya pelayan?" Lingga mengamati wajah ayahnya yang mulai keriput. entah sejak kapan garis itu muncul. mata milik ayahnya mirip sekali dengan miliknya. tidak belo dan tidak cipit. sedang. "Kenapa kamu tanya gitu?" "Ayah tampak menyedihkan" kalimat yang Lingga buat, selalu berhasil membuat ayahnya tertegun. untuk menyalahkan tak sanggup, dan membenarkan pun akan lebih menyakitkan.
Aidan 'Perfect Appa' -Revisi- by Ulfiyaahhh_
4 parts Complete
Apakah dunia ingin kita bahagia? Ini tentang mereka, kedua anak yang berbeda genre, tetapi sudah terikah sesuatu yang sakral sejak berumur 10 tahun. Di saksikan oleh orang tua dan sahabatnya. Ini bukan perjodohan, tetapi perjanjian. "Aku akan berhasil menemukan adikmu." "Adikku sudah meninggal, kamu mau meninggal juga biar bisa ketemu adikku?" -AL. "Aku akan berhasil." "Terserah." -AL. "Apa hadianya jika aku berhasil?" "Aku akan menikahimu." -AL. "Deal?" "Deal!" -Al. --- Ini juga tentang mereka... "Appa!" Aidan yang baru saja keluar dari super market langsung terlonjak kaget. "Appa." kata seorang bayi laki-laki memeluk kakinya. Siapa bayi ini? Kenapa sangat berani memanggil Aidan Appa? Siapa ibunya? "Kamu sama siapa ke sini?" tanya Aidan berjongkok di depan bayi. "Amma." tujuk bayi itu pada sesuatu yang membuat Aidan semakin bingung. Aidan menggendong bayi mungil itu, kemudian berjalan ke arah kerumunan yang berada di tengah jalan. "Ini ada apa yah?" "Itu mas, korban tabrak lari." jawab pria itu, membuat Aidan mengangguk mengerti. Aidan menerobos masuk, membuat bayi di gendongannya berteriak histeris. "AMMA HIKS." "To-long ja-ga di-dia." suara itu membuat Aidan menunduk, menatap wanita yang berumur sekitar 23 tahun. Aidan menurukan anak itu dari gendongannya, sedangkan bayi mungil itu langsung memeluk korban tabrak lagi tersebut. Baru saja Aidan ingin berdiri, tiba-tiba saja wanita itu menahan tangannya. "To-long ja-ga dia, sa-ya ha-mil di lu-ar ni-kah, ke-keluarga sa-ya ngga ma-mau anggap dia." kata wanita itu kesusahan. "Sa-saya mohon." "Na-namanya Altharioza." Tatapan wanita itu beralih pada putranya. "Am-ma sa-yang Altha, baik-ba-ik sa-ma Appa y-yah." --- Instagram: @coretanincess_ Tiktok: coretanincess_
Aku Padamu Ya Ukhti (Selesai) by NurHanifah064
80 parts Complete
"Memalukan." ujar Azzam sinis, tatapannya datar. Asya tersentak, senyumnya memudar, ada apalagi dengan suaminya. Kenapa sikapnya selalu berubah. Apa katanya tadi 'memalukan' apa maksudnya. "Ma-maksud mas apa?" tanya Asya bingung. "Jangan pura-pura tidak tahu." sinis Azzam. Asya mengerutkan keningnya. "Asya gak ngerti, maksudnya apa. Asya buat salah lagi?" jawabnya lirih. "Kenapa kamu itu gak bisa sadar diri." ujar Azzam dengan nada dingin. Asya menunduk dalam, "Kalo mas gak bilang Asya juga gak tahu." jawab Asya, suaranya mulai bergetar. Azzam mengusap wajahnya kasar, segera ia beristigfar. Takut syetan menguasai dirinya ketika marah. Dan melakukan hal-hal yang tidak diinginkan. "Tadi kamu pulang sama siapa?" tanya Azzam, matanya menyorot tajam. Asya yang melihat itu pun mulai takut. Ia lupa memberi tahu Azzam tentang itu, dan ... darimana Azzam tahu hal ini. Astagfirullah kenapa ia selalu saja ceroboh. "Gak bisa jawab, kan." sindir Azzam. Ia berjalan ke dalam kamar dan menutup pintu dengan keras. Asya segera tersadar dan menyusul langkah Azzam. "Mas Asya bisa jelasin." pekik Asya dari luar kamar, ia menggedor-gedor pintu namun tak digubris oleh Azzam. "Mas Azzam salah paham, Asya bisa jelasin. Itu semua gak kayak yang mas pikirin." ucap Asya dari luar. Hening. "Mas," panggil Asya mulai pasrah. Sepertinya Azzam benar-benar marah, ini semua karena kecerobohannya sendiri. Menyalahkan Fahmi juga bukan pembenaran, karena ia membantunya untuk menjalankan amanah. Cover by Nurhanifah
It's World. (ON GOING) by ririzdewi45
20 parts Complete Mature
Risih. Itu yang dia rasakan sekarang, di umurnya yang masih terbilang sangat kecil itu, sudah sering sekali mendengar pertengkaran antara dua orang dia sayangi, yaitu, Ayah dan Bunda nya. Menangis? Tentu tidak. Dia hanya menatap dengan penuh tanda tanya di pikiran nya. Entah sampai kapan ini akan terjadi di kehidupannya. Pergi. Hanya itu yang kakak beradik itu pikirkan, pergi dari pertengkaran kedua orang tuanya. "Kita cerai!!! " Teriak Ayah seketika membuat mata kaka beradik itu melotot. "Oke kita cerai! Saya udah muak dengan kelakuan mas! Tapi, anak anak ikut dengan saya! " Balas Bunda tak kalah marah. "Gak yah! Gak bun! Kalian gak boleh cerai! Kalian masih punya anak kecil yang butuh kasih sayang! " Sela kaka tertua dari mereka bertiga. "Udahlah Farel! Lagian kamu bukan anak kandung ayah kamu ini, jadi gak usah ngehalang halangin dia! " Jawab bunda tidak mengalihkan pandangan nya. "Bunda kamu benar. Kamu tidak usah larang kami. Dan untuk Sayang, dia akan bahagia pastinya. " Jawab ayah penuh penekanan. "Bukan masalah kami berdua Bun, Yah. Marina sama kak Farel udah gede, bisa jaga diri. Tapi kalo Sayang? Dia masih dalam masa pertumbuhan. Dan Bunda. Aku, Sayang, sama Kak Farel emang beda bapak. Bukan berarti Kak Farel gak berhak larang kalian toh? " Jelas Marina hendak mengurungkan niatan kedua orang tuanya. "Kita akan tetap cerai! " Jawab Ayah yang di lajutkan kepergian nya. Apa yang ada dipikiran kalian? Sesuatu yang indah? Bahkan ini mimpi buruk yang ingin segera bangun dari tidur. Tapi apa? Ini keyataannya.
You may also like
Slide 1 of 9
ASSALAMUALAIKUM ZAUJI cover
Weird Wedding ✓ cover
Aksara Lingga cover
Aidan 'Perfect Appa' -Revisi- cover
WANITAKU,HUMAIRA [TAMAT] cover
Married With Senior (Selesai) cover
ARTAN  cover
Aku Padamu Ya Ukhti (Selesai) cover
It's World. (ON GOING) cover

ASSALAMUALAIKUM ZAUJI

28 parts Complete Mature

Follow dulu sebelum baca!! . . Jangan jadi pembaca gelap! . . Berawal dari pertemuan tak sengaja di salah satu instansi perusahaan di Jawa Timur. Izzaana Shabirah Zalsabila, sering dipanggil Aca. Gadis manis yang memiliki sejuta keunikan dalam dirinya. Sedikit bicara, lebih menyukai sepi juga sendiri. Bahkan ketika libur kerja tiba, dia hanya bergulat di kasur kesayangannya. Bukan malas, memang tidak ada hal yang harus dikerjakan. Untuk sekedar keluar rumah pun harus mengumpulkan niat yang cukup. Harus berdandan, ganti baju, bahkan mengeluarkan sepedah dari garasi. Melelahkan sekali, bukan? Seketika kehidupannya berubah, sejak awal pertemuannya dengan lelaki yang dipuja banyak wanita. Siapa lagi dia kalau bukan Muhammad Abidzar Zayan ar-Raafiq. Lelaki tampan dengan sejuta pesonanya. Wibawanya, ketampanan parasnya, juga ketaatannya pada agama yang dianutnya. Hingga tak sedikit yang memanggilnya pak ustadz, Maa syaa Allah. "Gimana mbak produknya banyak yang jelek." "Nggak papa mas, namanya juga masih baru. Samean tenangno dulu hatine samean sama banyak-banyak shalawat biar produknya bagus, cacatnya dikit." "Tenang aku mbak kalo deket samean." Boommm.. malu kini yang dirasa. Jika saja Aca tidak memakai masker, terpampang jelas sudah wajah merah bak kepiting rebus itu. Lanjut?