Hidup Nesya Hazellia semula sangat sederhana dan terhindar dari segala hiruk piruk ibukota Nusantara. Hingga, pada saat malam tahun baru kejadian kelam menimpa gadis 23 tahun itu.
Beberapa hari kemudian, setelah insiden malam tahun baru yang kelam, untuk pertama kalinya, Asya menghadap Kepala Divisi HRD. Asya menduga ia akan dipecat. Namun, semua ekspetasi otak kecilnya salah. Gadis itu dipindah tugaskan menjadi bagian dari Tim Sekretaris Direktur Utamanya yang baru.
Asya pikir dapat terbebas dari lingkungan kerja yang selama ini seperti neraka, namun takdir berkata lain. Asya merasa seperti burung kenari kecil yang terjebak dalam sangkar emas. Sankar emas yang didambakan oleh semua karyawan Al Sina Group.
###
"Saya tidak mau,"
Sang pemilik ruangan emas menatap gadis didepannya lebih tajam. Dia terkekeh pelan, merasa jawaban yang keluar dari Sekretarisnya sangatlah lucu.
"Saya tidak pernah memberikan pilihan pada pernyataan saya,"
Asya semakin merasakan pening di kepalanya, dan entah sejak kapan dada nya mulai merasa sesak. Tanpa disadari, kilatan bening dimatanya mulai tampak.
Asya mencoba berani menatap laki laki tersebut, dengan sedikit bergetar ia mencoba memohon "Saya mohon, saya tidak bisa menjadi istri anda,"
Perkatan Asya mampu membuat sang putra mahkota beranjak dari singgahsana nya.
Melihat hal tersebut membuat kaki Asya mundur beberapa langkah dan menundukkan kepala.
Sang putra mahkota mengangkat dagu kecil milik Asya menggunakan jari telunjuk. Ia melihat setitik darah baru di bibir pemilik dagu, sepertinya sang puan menggigitnya tanpa disadari.
"Lima hari lagi, saya dan kedua orang tua saya akan menemui keluargamu,"
Setelah itu, sang putra mahkota berjalan keluar dari ruangan tersebut. Meninggalkan Asya yang telah terduduk lemah di lantai marmer.
Terlambat, sekarang Asya merasa akan terjebak lebih lama atau mungkin selamanya di dalam sangkar emas sang Putra Mahkota, Kalix Avicenna Mahendra.
Jika ditanya apa cita-cita Sera, jawabannya sederhana: bercerai dengan Gesta. Pernikahan mereka hanya sebuah kesepakatan-satu tahun bersama, lalu berpisah. Namun, siapa sangka dalam waktu sesingkat itu, ia harus tinggal serumah dengan istri siri Gesta dan anaknya. Gila, bukan?
Sera tidak bisa membiarkan perceraian ini berlalu begitu saja. Ia memutuskan untuk membalas dendam-membuat Gesta jatuh cinta, lalu meninggalkannya tanpa ampun.
Namun, ada satu hal yang tidak ia perhitungkan: masa lalu mereka. Fakta-fakta yang terkubur perlahan muncul ke permukaan, menyeret mereka ke dalam pusaran emosi yang tak terduga. Ada luka, ada amarah, tapi juga kenangan yang tak pernah benar-benar mati.