Hiraeth

Seorang laki-laki yang berusia 12 tahun harus merasakan kehilangan seorang ibu, seseorang yang sangat berarti bagi anak laki-laki tersebut. Anak laki-laki yang masih duduk di sebuah bangku SMP harus mendapatkan penderitaan yang kedua kalinya.

Kafka Arkananta sebuah nama pemberian yang ia dapat dari Ayahnya yang bernama Gavin. Dia sangat membenci namanya lantaran orang yang memberikan namanya pergi meninggalkan dia dan ibunya dimasa sulit kala itu.

"Mas tolong jangan tinggalin aku dan anak kita, anak kita masih membutuhkan kamu. Dia masih membutuhkan kasih sayang dari Ayahnya!" Ujarnya memohon kepada Gavin dengan berjongkok dan memegang kaki kanan suaminya, agar Gavin tidak pergi.

"AKU HARUS PERGI! AKU TIDAK SUDI PUNYA ISTRI PENYAKITAN SEPERTI KAMU!"Ujarnya mendorong kedua bahu Anita.

Kafka yang melihat ibunya didorong dia keluar dari persembunyiannya "JANGAN DORONG IBUKU! KALO MAU PERGI, PERGILAH JANGAN SEKALI-KALI MENYAKITI IBU SAYA!"Ujarnya dengan nada tinggi dia tidak terima ibunya diperlakukan seperti itu oleh Gavin.

"LIHATLAH ANAKMU SENDIRI YANG MENGUSIRKU! BIARKAN AKU PERGI! JANGAN SEKALI-KALI MENCARI KEBERADAAN KU!" Ucapnya lalu pergi meninggalkan Anita dan kafka.

"Masss jangan!!! Aku mohon jangan pergi!"Ujarnya lalu berdiri mengejar Gavin keluar rumah. Sayang sekali Anita tidak bisa mengejar Gavin, Gavin mengendarai mobilnya dengan begitu cepat.

"Ibuuuu sudah bu, biarkan Ayah pergi! kita tidak perlu menangisi orang seperti dia," Ujar bocah 4 tahun itu. Kafka yang masih berumur 4 tahun layaknya seperti orang dewasa.

"Dia Ayahmu nak, dia satu-satunya Ayah kamu,"Ucapnya memeluk tubuh kecil kafka.

"Biarkan saja aku tidak memiliki Ayah. Ayah sudah jahat dengan ibu, biarkan dia pergi. Ibu masih ada kafka, kafka sayang sama ibu," Ucapnya melepas pelukan Anita, anak kecil itu menghapus jejak air mata yang menetes membasahi pipi Anita.