Judul Alternatif: 天 堑
Pengarang: 舒 仔 仔
Pada malam pernikahan kekasihku, aku membunuh kekasih kekasihku dengan tanganku sendiri.
Tertulis dengan jelas di silsilah para dewa bahwa orang yang ditakdirkan bersamanya adalah aku, dan orang yang menjadi tua bersamanya adalah aku, tetapi dia tidak mendengarkan, dan dia harus belajar dari ayah dan kaisarnya untuk jatuh. jatuh cinta dengan seseorang yang seharusnya tidak dia cintai, itu bertentangan dengan jalan surga.
Aku tidak bisa melihatnya mati, jadi aku bersedia menjadi penjahat ini.
Satu- satunya hal yang membuatku bahagia hidup di dunia ini adalah berada di sisinya.
Sekarang aku membunuh kekasihnya, dan dia sangat membenciku. Belum lagi dia terpaksa menikah denganku dan menikah dengan orang yang paling dia benci.
Setelah 10.000 tahun, dia akhirnya menusukkan pedangnya ke jantungku dan bertanya apakah kau benar puas?
Saya bilang iya."
Selama dia hidup dengan baik, saya akan puas dengan kematian.
Bagaimanapun, aku hanyalah iblis yang tidak diinginkan siapa pun, dia memiliki hati yang baik, dia tidak membenciku, dan dia bersedia menjagaku di sisinya, dan sekarang bahkan dia berpikir bahwa aku terlalu sulit untuk hidup, jadi aku akan menuruti keinginannya.
Mati di tangannya adalah akhir yang baik bagiku.
Saya senang.
Susan memilih Pulau Sambu Ujung sebagai tempat risetnya. Karena menurut dia pulau itu pasti memiliki banyak tanaman unik dan eksotis seperti gugusan pulau yang lain. Yonas mengantarkannya dengan perahu sampai ke bibir pantai.
"Kaka betul mau saya jemput dua minggu lagi? Kaka sudah mantap di sini sendiri?" Tanya Yonas.
"Iya, jemput saya 14 hari lagi. Ini alamat saya dan nomor telpon orang tua saya untuk kamu hubungi kalau saya tidak muncul waktu kamu jemput besok." Kata Susan.
"Oke, kakak. Hati-hati eee... Saya jemput 14 hari lagi." Kata Yonas sambil menurunkan dua tas milik Susan ke atas pasir putih yang hangat.
Susan melambaikan tangan saat perahu menjauh. Dia sudah tidak sabar untuk melakukan penelitian tanaman langka di hutan mungil di dalam Pulau Sambu Ujung.
Benar saja saat di bibir pantai ketika sedang menyusur pasir putih, mata Susan tertuju pada sekuntum bunga yang sangat unik dengan aroma menyengat.
Bunga itu berwarna merah dengan tepian ungu dan berbentuk serupa setengah bagian jam pasir. Setelah diperhatikan bunga itu ternyata persis payudra perempuan pangkalnya dengan pentilnya karena di ujung tampak bakal buah yang bulat sperti pentil susu.
Bunga itu berukuran cukup besar. Susan lalu melepas kemejanya selanjutnya dia membuka behanya. Perempuan itu penasaran untuk mencoba membandingkan ukuran bunga dengan teteknya.
Susan kemudian bersimpuh di atas pasir tepat di atas kelopak bunga itu. Dia memasukkan tetek kanannya ke dalam kelopak bunga yang sedang mekar dengan indahnya.
Susan mengabaikan aroma wangi menyengat yang aneh yang keluar dari dalam bunga yang mekar dengan indah. Teteknya sekarang sepenuhnya masuk ke dalam kelopak bunga.
Anehnya tepian bunga yang berwarna ungu itu lansung menempel di kulit dadanya. Susan kaget ketika pentilnya seperti ditarik oleh mulut yang bergigi halus dan kelopak bunga itu memijat teteknya. Susan memperhatikan kelopak itu menekan-nekan teteknya dan sesuatu menyedot pentilnya.