"Emang dunia seburuk itu ya? Sehingga hanya sedikit orang yang peduli pada kita,, mereka tidak memikirkan perasaan kita, mereka hanya mementingkan kepentingan nya sendiri tanpa mementingkan kita, apakah itu yang dimaksud dengan keegoisan? Nyatanya diriku masih bisa bertahan di tengah deruh ombak yang menghantam di keluarga yang sebenarnya sudah tak layak untuk ku anggap keluarga. Namun, aku tak yakin untuk meninggalkan mereka. Seburuk-buruknya mereka, mereka tetap keluarga. Bukan hanya diriku yang merasakan ini tapi juga dengan sahabat ku," entah mengapa saat melihat senja pada hari itu Gyumin mengeluarkan semua keluh kesahnya.
Gyumin melihat Kim yang sedang bermain dengan ombak pantai dengan wajah ceria.
"Aku anggap mereka tidak egois Min, tapi mereka lupa akan sebuah kewajiban mereka sebagai keluarga, contohnya seperti keluarga ku, aku hanya anak tunggal, orang tuaku bekerja di luar negeri, aku tinggal sendiri di apartemen, aku tidak memiliki kerabat, aku benar-benar sendiri bila tak ada dirimu, aku tau kalau orang tuaku bekerja untuk menghidupi ku tapi mereka lupa untuk memberikan ku sebuah kasih sayang layaknya anak biasa pada umumnya, bayang kan saja bagaimana derita yang kualami sendiri, tanpa ada sebuah sandaran," kata Kim menyambung.
"Bukannya diriku ini sandaranmu? Mungkin ini yang dinamakan takdir? Takdir untuk saling merangkul satu sama lain, agar bisa mencari jalan keluar bersama sama, kita akan selalu bersama selamanya Kim, kita sudah berjanji kalau itu, jangan sampai janji itu dilanggar,"
"Sippp, moominnn!! "
_____________________________________
Sebenarnya apa yang dialami oleh dua tokoh utama dalam cerita ini? Beban apa sajakah yang harus mereka lalui?
Ayo ikuti cerita ini janlup untuk vote dan komen yaaa
Warning⚠️
• murni dari pikiran author
• no plagiat, terinspirasi? Sure
• sumber foto pinterest
• hanya meminjam visual